Tampilkan postingan dengan label Kisah Islami. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah Islami. Tampilkan semua postingan

Selasa, 04 Desember 2018

Ayo Kita Sambut Dan Sukseskan
Gerakan Tagar "2019 GANTI PRESIDEN"
Mari Selamatkan NKRI Tercinta Ini
Dari Makar Jahat Kaum Sepilis Atheis
Serta Intervensi Asing Dan Aseng

Kisah Samson (Sam'un Al Ghazi)

Kisah Samson ( Sam'un al-Ghozi)Siapa yang tidak kenal dengan sosok manusia yang menjadi pahlawan, gagah berani, kekuatan tangannya dapat melunakkan besi baja, dan merobohkan bangunan. Mungkin sahabat pernah menonton film Samson yang dibuat oleh orang-orang barat yang sebagian besar ceritanya dimanipulasi atau direkayasa yang hanya menunjukkan sosok manusia yang hebat dan gagah perkasa, tetapi sudah tahukah bahwa Samson adalah seorang nabi Allah.
Seperti yang diketahui di dalam ajaran Islam, bahwa jumlah nabi menurut hadits yaitu 124 ribu orang, dan rasul berjumlah 312 orang, sesuai rukun iman ke-4 di dalam rukun iman diwajibkan untuk mengetahui 25 orang nabi dan rasul.
Dari Abi Dzar ra. Berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda ketika ditanya tentang jumlah para nabi, “Jumlah para nabi itu adalah seratus dua puluh empat ribu (124.000) nabi.” “Lalu berapa jumlah Rasul diantara mereka?” Beliau menjawab, “Tiga ratus dua belas (312).” (Hadits riwayat At-Turmuzy)
Nah lalu bagaimana dengan Samson atau Simson, apakah benar dia adalah salah satu dari 124 ribu jumlah nabi. Samson merupakan salah satu dari ribuan seorang nabi di dalam ajaran islam yang dikenal dengan nama Nabi Sam’un Ghozi AS. Kisah nabi ini, terdapat di dalam kitab-kitab, seperti kitab Muqasyafatul Qulub dan kitab Qishashul Anbiyaa. Nabi Sam’un Ghozi AS memiliki kemukjizatan, yaitu dapat melunakkan besi, dan dapat merobohkan istana. Cerita Nabi Sam’un Ghozi AS adalah kisah Israiliyat yang diceritakan turun-temurun di jazirah Arab. Cerita ini melegenda jauh
sebelum Rasulullah lahir.
Dari kitab Muqasyafatul Qulub karangan al Ghazali, diceritakan bahwa Rasulullah saw. berkumpul bersama para sahabat dibulan Suci Ramadhan. Kemudian Rasulullah bercerita tentang seorang Nabi bernama Sam’un Ghozi AS, beliau adalah Nabi dari Bani Israil yang diutus di tanah Romawi.
Dikisahkan Nabi Sam’un Ghozi AS berperang melawan bangsa yang menentang Ketuhanan Allah SWT. Ketangguhan dan keperkasaan Nabi Sam’un dipergunakan untuk menentang penguasa kaum kafirin saat itu, yakni raja Israil. Akhirnya sang raja Israil mencari jalan untuk menundukkan Nabi Sam’un. Berbagai upaya pun dilakukan olehnya, sehingga akhirnya atas nasehat para penasehatnya diumumkanlah, barang siapa yang dapat menangkap Sam’un Ghozi, akan mendapat hadiah emas dan permata yang berlimpah. Singkat cerita Nabi Sam’un Ghozi AS terpedaya oleh isterinya. Karena sayangnya
dan cintanya kepada isterinya, nabi Sam’un berkata kepada isterinya, “Jika kau ingin mendapatkanku dalam keadaan tak berdaya, maka ikatlah aku
dengan potongan rambutku.”
Akhirnya Nabi Sam’un Ghozi AS diikat oleh istrinya saat ia tertidur, lalu dia dibawa ke hadapan sang raja. Beliau disiksa dengan dibutakan
kedua matanya dan diikat serta dipertontonkan di istana raja. Karena diperlakukan yang sedemikian hebatnya, Nabi Sam’un Ghozi AS berdoa kepada
Allah SWT. Beliau berdoa dengan dimulai dengan bertaubat, kemudian memohon pertolongan atas kebesaran Allah. Do’a Nabi Sam’un dikabulkan, dan istana raja bersama seluruh masyarakatnya hancur beserta isteri dan para kerabat yang mengkhianatinya. Kemudian nabi bersumpah kepada Allah SWT, akan menebus semua dosa-dosanya dengan berjuang menumpas semua kebathilan dan kekufuran yang lamanya 1000 bulan tanpa henti. Semua itu atas Hidayah dari Allah SWT.
Ketika Rasulullah selesai menceritakan cerita Nabi Sam’un Ghozi AS yang berjuang fisabilillah selama 1000 bulan, salah satu sahabat nabi berkata : “Ya Rasulullah, kami ingin juga beribadah seperti nabiyullah Sam’un Ghozi AS. Kemudian Rasulullah SAW, diam sejenak. Kemudian Malaikat Jibril AS datang dan mewahyukan kepada beliau, bahwa pada bulan Ramadhan ada sebuah malam, yang mana malam itu lebih baik daripada 1000 bulan.
Pada kitab Qishashul Anbiyaa, dikisahkan, bahwa Rasulullah SAW tesenyum sendiri, lalu bertanyalah salah seorang sahabatnya, “Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah?” Rasullah menjawab, “Diperlihatkan kepadaku hari akhir ketika dimana seluruh manusia dikumpulkan di mahsyar. Semua Nabi dan Rasul berkumpul bersama umatnya masing-masing, masuk ke dalam surga. Ada salah seorang nabi yang dengan membawa pedang, yang tidak mempunyai pengikut satupun, masuk kedalam surga, dia adalah Sam’un.”
Demikian kisah Nabi Sam’un Ghozi AS atau yang lebih dikenal dengan Samson atau Simson. Semoga dari kisah ini, dapat kita petik sebuah pelajaran di dalamnya.

Senin, 03 Desember 2018

Ayo Kita Sambut Dan Sukseskan
Gerakan Tagar "2019 GANTI PRESIDEN"
Mari Selamatkan NKRI Tercinta Ini
Dari Makar Jahat Kaum Sepilis Atheis
Serta Intervensi Asing Dan Aseng

Sunan Bonamg dan Santrinya

Sebagai seorang wali, Sunan Bonang selalu mengembara untuk mengajarkan agama. Seringkali ia berjalan sendirian, menempuh hutan belantara, mendaki gunung yang tinggi, menuruni jurang yang curam, dan mendatangi dusun-dusun yang terpencil di kaki bukit berhutan lebat.
download (2)
Pada suatu hari ia melakukan perjalanan bersama seorang santrinya. Mereka membawa nasi bungkus yang dibeli di warung pada sebuah desa di perbatasan antar Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Setelah selesai shalat Dzuhur di tepi sebuah telaga yang bening, kedua orang guru dan murid itu beristirahat pada suatu tempat yang lapang dalam naungan daun-daun sebatang pohon beringin yang rimbun.
Mereka membuka nasi bungkus masing-masing, lalu memakannya karena perut sudah keroncongan. Tentu saja diawali dengan membaca basmalah dan doa syukur kepada Tuhan.
Rupanya, karena nikmatnya, santri Sunan Bonang sampai tidak sadar di pinggir mulutnya ada beberapa butir nasi yang menempel. Ketika selesai makan butir-butir nasi tersebut masih disitu. Sunan Bonang sebagai guru lantas menegur, “Hai santri, jorok kamu.”
“Mengapa guru?” tanya santri heran.
“Orang islam tidak boleh jorok, kebersihan adalah sebagian dari iman.”
“Apa saya jorok?”
“Itu, di tepi bibirmu banyak butir nasi tertinggal,” jawab Sunan Bonang sambil menudung telunjuknya.
Maka sebagai santri yang patuh, anak muda itu pun dengan malu-malu segera mengusap bibirnya dan segera membuang butir-butir nasi itu ke tanah. Tiba-tiba Sunan Bonang menghardik:
“Hai santri. Bodoh kamu! Mengapa kau buang begitu saja sisa-sisa nasi itu?”
Santri tersebut makin tidak paham. Ia pun berdalih, “Bukankah guru mengatakan jorok kepada saya karena ada butir-butir nasi di mulut saya? Maka saya buang nasi itu. Apakah harus saya makan?”
“Tidak, bukan kau makan. Memang ada hadits Nabi yang mengatakan beliau menganjurkan agar makanan yang tersisa di ujung jari pun harus dihabiskan, kalau perlu menjilatnya. Tapi maksudnya bukan harfiah begitu. Beliau bermaksud agar kita tidak menyia-nyiakan makanan, meskipun Cuma sedikit.
“Berarti tindakan saya membuang sisa nasi di mulut saya tadi tidak salah?”
“Tidak.”
“Jadi mengapa guru mengatakan saya bodoh dan marah kepada saya?”
“Karena kamu memang bodoh.”
“Maksud guru?”
“Kau boleh membuang sisa-sisa nasi itu, tetapi harus dengan niat. Yaitu, karena nasi itu sudah tidak mungkin kau manfaatkan lagi, maka buanglah dengan niat supaya bisa dimakan oleh makhuk-makhluk Allah yang lain, seperti semut dan sebangsanya. Sebab, kalau tidak dengan niat begitu, berarti kamu memubazirkan rezeki  Allah, karunia Allah. Dan orang-orang yang suka berbuat mubazir adalah saudara syaitan. Termasuk jika kamu membuang makanan basi ke dalam tempat sampah, niatkanlah agar dimakan anjing atau babi. Mereka juga makhluk Allah yang perlu disayangi. Meskipun mereka hukumnya najis mughalladzah, tidak berarti boleh disakiti atau dianiaya.mereka juga harus diperhatikan nasibnya.”

Minggu, 02 Desember 2018

Ayo Kita Sambut Dan Sukseskan
Gerakan Tagar "2019 GANTI PRESIDEN"
Mari Selamatkan NKRI Tercinta Ini
Dari Makar Jahat Kaum Sepilis Atheis
Serta Intervensi Asing Dan Aseng

Syeikh Maulana Ishak

Benih-benih perpecahan mulai membayang di kerajaan Majapahitsemenjak Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389M. ia tidak mempunyai anak laki-laki dari permaisurinya.maka diangkatlah menantunya, suami Kusumawardhani yang bernama Wikramawardana, sebagai penggantinya. Inilah yang menyebabkan perang Paregreg dengan Blambangan
sunan_giri
Dalam pada itu, dalam perkawinannya dengan putrid Hayam Wuruk tersebut, Wikramawardhana mendapatkan seorang anak laki-lakiyang dicalonkan sebagai putra mahkota.tetapi anak ini meninggal padatahun 1933M. dari selir ia memperoleh putri bernama Suhitayang dikawinkannya dengan seorang pangeran, Bhre Pramesywara.
Akibat rasa keksatriaannya yang sangat terluka menyaksikan kebobrokan-kebobrokan di Majapahit, menantu Wikramawardhana itu mengungsi dari negerinya sesudah mengalami perselisihan dengan bangsawan-bangsawan lainnya. Ia mengembara bersama sejumlah kesatria yang bersetuju hati dengannya, meninggalkan istrinya yang menolak diajak serta.
Akhirnya ia tiba di Tumasuk, Singapura sekarang. Dari pulau ini ia berlayar ke Malaka, menetap disana dan diangkat sebagai kepala penguasa. Dibentuknya sebuah armada kecil untuk menjaga keamanan negeri itu. Karena ternyata tempat itu sangat strategis, terlindung dari angin-angin besar, jadilah Malaka sebuah banar yang ramai. Pedagang-pedagang dari Arab, Gujarat, Persi, Cina, Majapahit dan lain-lainnya mengunjungi pelabuhan tersebut.
Bhre Pramesywara diangkat menjadi raja dan bergelar Megat Iskandar Syah. Waktu itu ia sudah memeluk agama islam. Hubungannya dengan kerajaan-kerajaan islam di Sumatera sangat erat. Apalagi setelah ia kawin denga putri Sultan Pasai, Zainal Abidin Bahian Syah, kakek Maulana Malik Ibrahim, yang sebelumnya telah dikirimkan ke Jawa Timur untuk memimpin angkatan dakwahnya disana.
Tidak lama Megat Iskandar Syah memegang pemerintahan. Hatinya lebih tersentuh untuk menyebarkan agama islam. Maka diserahkannya kekuasaan kepada penggantinya, dan ia berkelana sebagai Mubaligh sambil menuntut ilmu dengan julukan Maulana Ishak.
Beberapa lamanya ia menetap di Pasai, berguru kepada para ulama dari Parsi dan Gujarat yang banyak membuka pengajian di negeri mertuanya itu. Di situ ia mendengar berita dari Jawa bahwa  saudara iparnya,Maulana Malik Ibrahim.telah meninggal pada tahun 1419M, dan pesantren yang sedang dirintisnya itu sekarang dipimping oleh Raden Rahmat yang bergelar Sunan Ampel, anaknya.
Maulana Ishak berangkat ke Jawa Timur, menumpang perahu dari Gresik yang hendak kembali ke kampungnya. Ia langsung menuju ke pesantren Ampel Denta.
Waktu itu Sunan AMpel sedang bersembahyang Asar. Di situ ia berkenalan denga Wirojoyo, Abu Hurairah, Kyai Bangkuning, serta dengan beberapa santri Sunan Ampel lainnya.
Alangkah gembiranya putra Maulana Malik Ibrahim yang kini bernama Sunan Ampel itu bertemu dengan paman iparnya. Maulana IShak sempat berguru di Ampel beberapa lamanya. Hal ini menunjukkan kebesaran hati dan kerendahan jiwanya. Meskipun dari segi umur dan silsilah ia lebih tua, namun tak segan-segan Maulana Ishak berguru kepada Sunan Ampel.
Sesudah itu, dengan peretimbangan bahwa raja Blambangan masih sedarah dengannya, dari Majapahit, maka ia disarankan untuk bedakwah disana.
Berangkatlah Maulana Ishak di negeri Hindu itu. Mula-mula ia menetap dan menepi di gunung Selangu.
Persis pada waktu itu penyakit menular sedang bercabul di negeri Blambangan. Sudah banyak korban yang jatuh, dan di istana, putrid Raja Minak Sembuju sedang sekarat menghadapi maut. Raja bersumpah, barangsiapa dapat menyembuhkan Dewi Sekardadu, kalau perempuan akan diangkat menjadi saudara, sedang kalau laki-laki akan dijadikan suaminya.
Segera Ki Patih Bajusengoro diperintahkan untuk mencari pendeta atau tabib sakti. Dalam perjalanannya, ia mendapati orang setengah tua berpakaian putih-putih sedang sujud dalam sembahyangnya di puncak Gunung Selangu.
Ki Patih mewakili raja, meminta petolongannya. Maka Maulana Ishak pun bertolak ke Blambangan. Dengan penuh kesungguhan akhirnya putri Sekardau bisa disembuhkannya. Karena itu dikawinkanyalah dia dengan sang putri secara islam.
Setelah jadi menantu raja Hindu itu, Maulana Ishak bukannya terlena dalam kesenangan. Ia tetap giat menyebrkan dakwah. Hal ini menyebabkan raja dan para bangsawan memusuhi dan bermaksud membunuhnya. Atas desakan istrinya yang waktu itu sedang hamil tua, Maulana Ishak meloloskan diri dari kepungan, dan berangkat ke Pasai.
Ia telah berpesan kepada istrinya, disamping kepada Sunan Ampel yang sempat disinggahinya,agar anak yang dikandung itu diberi nama Raden Paku kalau laki-laki, dan terserah nama apa saja kalau perempuan, begantung padakesenangan ibunya.
Di Pasai, MAulana  Ishak membuka sebuah pesantren besar. Akhirnya ia tersohor dengan sebuah sebutan Syaih Awalul Islam sampai wafatnya.

Sabtu, 01 Desember 2018

Ayo Kita Sambut Dan Sukseskan
Gerakan Tagar "2019 GANTI PRESIDEN"
Mari Selamatkan NKRI Tercinta Ini
Dari Makar Jahat Kaum Sepilis Atheis
Serta Intervensi Asing Dan Aseng

Silsilah Para Wali

Para wali adalah penyebar-penyebar agama islam yang dengan tekun dan ikhlas melaksanakan tugasnya. Jumlah mereka banyak sekali di Indonesia, termasuk beberapa orang yang hidup di masa ini dan dipercaya oleh sebagian umat islam sebagai wali juga. Misalnya Mbah Dalhar di Magelang, Mbah Nur di Moga Pemalang, dan beberapa orang sayid dan kiai sepuh lainnya.
walisongo1
Namun, diantara wali-wali itu, yang terbesar dan terkenal sebagai penghulu para wali di Indonesia adalah mereka yang dinamakan Wali Sanga, yaitu yang hidup pada periode akhir Majapahit, pada masa Demak dan pada masa Pajang. Kesembilan wali itu adalah Maulana Malik Ibrahim atau Syeikh Maghribi, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajad, Sunan Giri, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, dan Fatahillah atau Sunan Gunung Jati.
Cerita tentang mereka sebetulnya sangat menarik, teteapi ada satu hal yang membuat peminat cerita wali itu agak tersendat-sendat, yakni tentang asal-usul serta silsilah mereka.
Maka,berdasarkan beberapa bacaan serta catatan yang bisa dikumpulkan, kemudian dengan membanding-banding serta menarik kesimpulan yang paling mendekati kemungkinandapatlah dinyatakan bahwa para wali itu, berbeda pendapat sementara ahli sejarah, seluruhnya adalah asli bangsa Indonesia, kecuali Sunan Kudus.
Untuk jelasnya,marilah kita telusuri dari jaman Majapahit terakhir.
Waktu itu kerajaan tersebut sangat kacau, demikian yang disampaikan oleh beberapa pelaut Cina. Para bangsawan salingbermusuhan berebut kedudukan. Keamanan tidak terjamin sehingga masalah-masalah kecil saja bisa menyebabkan tikam-menikam. Ditengah-tengah suasana yang bergejolak itu, menantu Prabu WIkramawardhana, Bhre Pramesywara, yang beristrikan Maharani Suhita, terlibat pertengkaran dengan sejumlah bangsawan lainnya. Atas desakan hati nuraninya ia merasa lebih baik memilih keluar dari Majapahit bersama beberapa pengikutnya, meninggalkan Suhita yang menolak diajak serta.
Mereka mengembara sampai tiba di Tumasik (Singapura), lantas menetap di Malaka dan membangun kerajaan disana. Bhre Pramesywara sudah menganut agama islam. Sebagai Sultan MAlaka ia bergelar Maget Iskandar Syah. Kemudian ia kawin dengan putrid Sultan PAsai, Zainal Abidin Bahian Syah. Putri ini adalah kakak Maulana Malik Ibrahim, putra sultan yang kawin dengan Dewi Candrawulan.sedangkan Dwei Candrawulan adalah adik Dyah Dwarawati, putrid dari Campa yang menjadi istri Prabu Brawijaya V (Bhre Kertabumi), ayah Raden Patah.
Pada tahun 1935, sesudah ia mempunyai anak yangkemudian ditinggalkannya di Campa, yaitu Raden Ahmat atau Ali Rahmatullah yang kelak bergelar Sunan Ampel, Maulana Malik Ibrahimdisuruh ayahnya memimpin angkatan dakwah ke Jawa. Salah seorang anggotanya adalah seorang saidagar dari Parsi keturunan Samarkand yang sudah lama menetap di Pasai, yaitu Maulana Malik Ibrahim Asmarakandi, kakek Sunan Kudus.
Maulana Malik Ibrahim wafat dan dimakamkan di Kampung Gapura, Gresik (1419).karena mendengar berita duka ini, Raden Rahmat yang kala itu sudah meningkat remaja berangkat dari Campa menuju ke Jawa. Waktu perahu yang ditumpanginya merapat ke Palembang, ia sempat berkunjung kepada Aria Damar, kakak Raden Patah yang nama aslinya adalah Pangeran Jimbun. Aria Damar adalah adipati Majapahit di Palembang. Sesudah masuk islam hasil bimbingan Raden Rahmat, ia mengubah menjadi Aria Abdillah.
Lalau berangkatlah Raden Rahmat menuju ke Trowulan, Mojokerto, tempatkedudukan kerajaan Majapahit, untuk menemui kakak ibunya, Dyah Dwarawati. Uanya itu dikenal dengan nama Ratu Mas. Perjalanan ini disertai dengan murid barunya, Raden Patah, yang berniat menghadap ayahandanya, Prabu Brawijaya V.
Raden Rahmatmeneruskan perjalanannyake Gresik.ia berziarah dulu ke makam ayahnya. Setelah itu lalu berangkat ke Ampel dan membangun pesantren AmpelDelta yang terkenal itu. Sedangkan Raden Patah diberi hadiah tanah oleh ayahnyadi Demak.
Adapun sultan Malaka, Megat Iskandar Syah, oleh panggilan agamanya menyerahkan kekuasaan kepada penggantinya. Ia aktifmenjadi juru dakwah.namanya dikenal dengan Maulana Ishak.
Perjalanan tablighnya akhirnya sampai ke tanah Jawa. Sesudah berkunjung kepada keponakannya di Ampel, ia disarankan untuk mengislamkan Blambangan. Rajanya waktu itu adalah Minak Sembuju, keturunan minyak bumi ataui Minak Jinggo (putra selir Hayam Wuruk), yangberarti masih ada hubungan darah dengannya.
Di sana ia kawin dengan Dewi Sekardadu, putrid Minak Sembuju. Dari perkawinannya tersebut ia menurunkan anak, Raden Paku, yang kelak tenar dengan julukan Sunan Giri. Olrh suatu sebab yang mendasar, masalah agama, Maulana Ishak berselisih paham dengan mertuanya dan dengan bangsawan-bangsawan lainnya. Sampai direncanakana ia akan dibunuh. Maka, menurut desakan istrinya, ia menyingkir pulang ke Pasai, dan kelak disana ia membangun pesantren besar dan ia tersohor dengan gelar Syeikh Awwalul Islam. Sebelum berlayar, ia singgah dulu kepada Sunan Ampel , memberi tahu bahwa anaknya kelak kalau lahir akan diberi nama Raden Paku.
Dewi Sekardadu pun melahirkan anaknya. Seperti yang dipesan ayahnya, anak itu diberi nama Raden Paku. Ia melarikan diri dari istana karena tidak kuat menderita penderitaan batin akibat peristiwa atas diri suaminya itu. Dalam suatu pertemuan dalam suatu kebetulan dengan Nyai Gede Pinatihatau Nyai Ageng Maloka putri Sunan Ampel, anak itu dititipkannya.
Setelah besar anak itu berguru kepada Sunan Ampel dan akhirnya diangkat menjadi menantunya. Kemudian ia mendirikan padepokan di Giri dan mendapat gelar Sunan Giri.
Sunan Ampel, selain memperoleh anak Nyai Ageng Bela , keponakan Aria Teja, juga mendapat anak Sunan Bonang, yaitu Sunan Drajad,dan seorang gadis yang kelak menjadi istri Sunan Kalijaga.seperti diketahui, Aria Teja adalah perdana menteri Majapahit merangkap adipati Tuban. Ia adalah ayah Sunan Kalijaga.
Adapun putri Sunan Ampel yang kawin dengan Sunan Giri adalah yang dilahirkan Dewi Kharimah anak Ki Wiryo Sarojo, murid pertama yang didapatkan di kembang kuning.
Sedangkan Sunan Kalijaga, selain menjadi menantu Sunan Ampel, juga kawin dengan Dewi Sarah, putra Maulana Ishak dengan sitrinya yang di Pasai. Dari perkawinan ini antara lainmemperoleh anak Raden Umar Said yang nantinya bergelar Sunan Muria.
Wali terakhir dari kesembilan wali itu (wafat pada tahun 1570) adalah Sunan Gunung Jati.ia berasal dari istana Pasai, masih keluarga Maulana Malik Ibrahim dan cucu Maulana Ishak. Sepulang dari Makkah ia berangkat ke Demak pada tahun 1521, pada saat Sultan Trenggono baru saja naik takhta menggantikan Dipati Unus yang berkuasa pada tahun 1518-1521. Ia dikawinkan dengan putri bungsu Raden Patah, adik Sultan Trenggono.
Dari silsilah dan riwayat diatas, sungguh tidak benar mereka yang berpendapat bahwa para wali adalah orang-orang asing , dan yang pribumi adalah Sunan Kalijaga. Sudah tentu semua ini perlu digali oleh para ahli sejarah agar riwayat para wali yang telah diakui sebagai pelopor-pelpor penyebaran islam, di tanah Jawa terutama, tidak dianggap mitos atau sekedar dongeng belaka.

Jumat, 30 November 2018

Ayo Kita Sambut Dan Sukseskan
Gerakan Tagar "2019 GANTI PRESIDEN"
Mari Selamatkan NKRI Tercinta Ini
Dari Makar Jahat Kaum Sepilis Atheis
Serta Intervensi Asing Dan Aseng

Ratu Balqis

ratu balqisSelaku nabi yang dipercaya Tuhan untuk membimbing manusia kepada tauhid, Sulaiman diberi mukjizat yang berbeda dari nabi yang lainnya, yaitu kekuasaan untuk memerintahkan alam, termasuk jin, udara, dan satwa-satwa bumi. Ia pun bisa memahami bahasa mereka.
Kemakmuran negeri dan kesejahteraan rakyatnya dapat dilihat dari istananya yang megah, terbuat dari kaca permata. Kekayaannya melimpah, tentaranya banyak dan perkasa.
Dalam pada itu, di Jazirah Arab bagian selatan, diapit oleh Laut Qalzum dan Samudera Hindia, terdapat sebuah kerajaan besar benmam Saba’ yang diperintahkan oleh seorang ratu cantik, Balqis binti Hidhad bin Tuba’.
Mendengar kabar di bagian utara erdapat kerajaan sangat megah di bawah pemerintahan Raja Sulaiman, Balqis yang gandrung kepada kemewahan mengerahkan jin-jin jahat untuk mencuri dari mana saja permata dan benda-benda berharga lainnya itu. Termasuk sebuah mutiara besar yang berada di istana Sulaiman. Alangkah gembira hatinya ketika jin tersebut berhasil melaksanakan tugasnya dengan sempurna.
Sebagai penganut agama Majusi yang menyembah matahari, segera diselenggarakan pemujaan kepada Sang Surya untuk mengungkapkan terima kasih dan syukur mereka. Upacara itu dilakukan dalam sebuah kuil yang sangat indah, dibangun di puncak bukit yang pemandangannya menakjubkan.
Raja Sulaiman telah berkali-kali menerima pengaduan dari negeri-negeri kecil di sekitarnya tentang merajalelanya jin-jin jahat merampoki kekayaan mereka. Ini pasti perbuatan Ratu Balqis.
Maka pada suatu hari yang telah diperhitungkan raja Sulaiman mengerahkan tentaranya dari berbagai makhluk, manusia, jin, dan binatang-binatang, untuk meluruk kea rah selatan dengan tujuan menaklukan kerajaan yang rakus itu.
Sesudah mengarungi lautan pasir berhari-hari, mereka melewati lembah semut. Salah seekor semut merah berkata kepada gerombolannya, “Wahai, seluruh semut. Masuklah buru-buru ke dalam liang masing-masing agar Sulaiman dan tentaranya tidak menginjak-injak kamu tanpa mereka sadari.” (Alquran, Surah An-Naml : 13).
Sulaiman tersenyum karena ia bisa memahami bahasa semut. Untuk itu ia amat bersyukur kepada Allah. Sampai akhirnya ujian Tuhan datang. Pada sebuah lembah yang jaraknya berhari-hari dari lembah semut itu, mereka terjebak di suatu kawasan yang kering kerontang. Tak setetes air pun mereka dapati. Sulaiman sudah memerintahkan jin untuk menggali sumur. Namun, apa daya. Memang tidak ada air di lahan gersang itu.
Harapannya kini tertumpu kepada burung hudhud. Tetapi, ternyata burung tersebut tidak berada di tempatnya. Entah ke mana perginya, tak satu pun yang tahu.
Tidak seperti yang diduga jelek, ternyata burung hudhud sangat cerdas dan setia. Menyadari Sulaiman dan anak buahnya kehabisan persediaan air, ia terbang mencari wadi yang subur. Di tengah perjalanan ia berjumpa dengan burung hudhud dari selatan. Mereka saling bertegur sapa. Setelah mengetahui maksud burung hudhud utara tangan kanan Raja Sulaiman itu sedang melacak mata air, hudhud selatan dengan sukarela menuntunnya terbang ke tempat yang airnya melimpah. Hudhud utara tercengang menyaksikan kesuburan wadi yang diperlihatkan hudhud selatan itu.
“Engkau akan lebih kagum lagi kalau melihat kerajaan Ratu Balqis yang akan kalian serang itu. Ayo, ikuti aku. Kebetulan Ratu Balqis dan rakyatnya sedang menjalankan penyembahan kepada matahari.”
Tiba si kuil indah itu, Hudhud utara keheranan memperhatikan Ratu Balqis yang ayu sedang memuja matahari, dan bukan memuja Allah. Upacara itu dilaksanakan bersama seluruh punggawa dan rakyatnya.
“Mumpung istana sedang kosong, ayo kita melihat-lihat di dalamnya,” ucap hudhud utara.
Betul sebagaimana dibualkan hudhud utara. Istana Ratu Bilqis amat megah.
“Tengoklah mutiara raksasa itu. Indah sekali, bukan?” ujar Hudhud selatan dengan bangga.
Hudhud utara terperanjat. Ia bertanya, “siapakah yang memberikan mutiara mahal ini?”
“Jin anak buah Ratu Balqis.”
“Kalau begitu mutiara ini pasti milik rajaku yang dicuri oleh jin itu dari tangan jin kami yang langsung mengambilnya dari dasar samudera.”
Sesudah itu, hudhud utara bergegas-gegas terbang balik ke selatan untuk mengahdap Raja Sulaiman. Tadinya Sulaiman akan murka kepadanya. Namun, setelah dikisahkan semua pengalaman hudhudnya, Sulaiman tersenyum penuh kasih sayang.
“Jika demikian, bawalah sepucuk surat kepada Ratu Balqis. Sehabis itu, menghindarlah kamu jauh-jauh. Perhatikan apa yang akan mereka perbuat,” ujar Sulaiman.
Surat yang berisi ancaman itu diterima Ratu Balqis di balariung tanpa menyadari siapa yang telah mengantarkannya. Ratu bingung dan takut. Ia sudah mendengar kehebatan Sulaiman dan tentaranya.
“Paman Menteri,” titahnya kepada wazir. “Tidak ada raja yang memasuki sebuah negeri lawan tanpa merusaj bahkan menghancurkan. Aku tak ingin rakyatku sengsara akibat kekeraskepalaan kita. Jelas kita tak kan mampu menandingi tentara Sulaiman. Karena itu, aku akan mengirimkan upeti bagi Sulaiman. Bila kedatangannya sekadar mencari kesenangan dan kekayaan, ia pasti akan menerimanya dengan suka cita. Kalau ia menolak, berarti Sulaiman seprang raja yang teguh pendiriannya dan berwibawa. Untuk raja semacam ini aku rela menyerah bersama negeriku kepadanya. Bagaimana pendapatmu, Paman?”
Wazir mengangguk-angguk setuju. Karena memang tindakan itulah yang paling bijaksana.
Sulaiman betul-betul raja yang agung. Upeti yang berpeti-peti itu, diantarkan oleh khalifah yang panjang, ditolak dengan sopan dan dikembalikan. “Maaf, kekayaan ini terlalu kecil dibandingkan dengan keimanan kepada Allah Yang Mahatunggal.”
Burung hudhud utara yang masih bersembunyi di dalam istana mendengar niat Ratu Balqis hendak menghadap dan menyerahkan diri kepada Sulaiman. Ia cepat terbang kembali dan menceritakan niat ratu cantik itu kepada junjungannya.
“Kalau begitu, wahai para jin sekalian, dirikan sebuah istana untuk menyambut kedatangan Ratu Balqis.”
Dalam tempo semalam istana itu pun telah siap. Lantainya pualam mengkilat sehingga dari pemandangan sepintas lalu bagaikan sebuah danau yang airnya amat bening berkilauan.
“Segera engkau berangkat ke istana Ratu Balqis, dan ambillah singgasananya sebelum ratu itu tiba disini,” perintah Sulaiman kepada jin yang paling pandai.
Tugas itu dalam beberapa saat telah berhasil dikerjakan. Sehingga pada waktu Ratu Balqis memasuki istana untuk bertatap mata dengan Sulaiman, ia ter[eranjat menyaksikan singgasananya sudah terletak di situ.
“Bukankah itu singgasanamu, wahai Ratu yang cantik?”
Balqis mengangguk.
“Engkau tahu apa artinya?”
“Saya datang untuk menyerah kepadamu bersama negeri dan seluruh rakyatku,” jawab Balqis merendah.
“Ternyata engakau seorang wanita yang baik. Maka dari itu, engkau bebas memerintahkan kembali negerimu. Hanya aku berpesan, jalankan hukum sesuai dengan agama yang benar, yaitu agama Allah.”
Ratu Balqis tidak keberatan. Bahkan dengan kesadaran yang matang ia memberikan kesaksian bahwa Allah itu satu, dsn Sulaiman adalah utusan Tuhan.
Demikianlah sejak saat itu, kedua kerajaan tersebut terikat oleh keimanan yang sma dan cinta yang menyatu, di bawah naungan agama Allah menuju kesejahteraan abadi, dunia dan akhirat. Sebab tidak ada perpaduan lebih tulus kecuali dalam kesamaan akidah dan ibadah.

Kamis, 29 November 2018

Ayo Kita Sambut Dan Sukseskan
Gerakan Tagar "2019 GANTI PRESIDEN"
Mari Selamatkan NKRI Tercinta Ini
Dari Makar Jahat Kaum Sepilis Atheis
Serta Intervensi Asing Dan Aseng

Seperti Ibrahim dan Nuh


Seperti Ibrahim Dan Nuh
Dalam pemerintah di Madinah, Rasulullah mengangkat Abubakar sebagai pembantu utamanya. Barangkali setingkat dengan perdana menteri. Sedangkan Umar bin Khattab menjabat wakil perdana menteri. Dan sejumlah sahabat lain diberi tugas-tugas tertentu sesuai dengan keahlian masing-masing.
Demikianlah yang dijalankan oleh Nabi sehingga pemerintahan berlangsung dengan lancer dan bersih. Semua peraturan baru tidak keluar begitu saja dari Nabi, tetapi dirundingkan dulu denganpara pembantunya. Setelah disepakati, barulah diundangkan.
Sementara itu, umat Islam belum terbebas sepenuhnya dari guncangan-guncangan. Orang-orang musyrik dari Makkah masih sering merongrong dengan berbagai maker jahat dan komplotan-komplotan pengacau.
Beberapa petani di daerah Badar melapor kepada Rasulullah bahwa kebun dan tanaman mereka diserobot oleh orang-orang musyrik. Nabi pun segera memerintahkan pasukan berkuda untuk mengejar mereka. Namun, sebelum pecah pertempuran, gerombolan liar itu sudah lari terbirit-birit. Inilah yang disebut perang Badar Assughra, Perang Badar Kecil.
Dalam bulan Ramadhan tahun berikutnya, barulah meledak perang Badar Al-Kubra. Tentara kedua belah pihak, Islam dan musyrikin, beradu laga di dekat sebuah perigi milik seorang penduduk yang bernama Al-Badar.
Sebelum berangkat, Rasulullah menetapkan dirinya akan berada di lini depan, memimpin pasukan-pasukan perintis.
Muadz bin Jabal keberatan. Ia menyanggah, “Tidak, wahai Rasulullah. Engkau akan menjadi sasaran senjata musuh. Hal ini berbahaya bagi kelangsungan syiar agama Allah. Sebaiknya, kamilah yang membuat pagar semacam cungkup. Engkau berada di tengah-tengahnya untuk memeberikan aba-aba dan komando. Dalam keadaan terlindung engkau bisa memantau situasi pertempuran sehingga dapat mengatur taktik dan siasat.
Melalui perdebatan keras, akirnya Nabi mengalah. Ia terpaksa mengikuti Muadz bin Zabal, mengurungkan niatnya hendak maju ke garis depan. Dalam perang tersebut umat Islam berhsil merebut kemenangan yang gilang-gemilang lantaran mereka denganpenuh disiplin yang tinggi bersedia mematuhi segala perintah Nabi. Padahal, jumlah pasukan musuh tiga kali lebih besar daripada tentara Islam.
Mereka kembali ke Madinah membawa tujuh puluh orang tawanan kaum musyrikin. Hal ini menjadi masalh pelik, sebab berlangsung perdebatan sengit tentang bagaimana cara memperlakukan para tawanan itu. Kalau ditahan, mereka akan menjadi beban umat Islam. Bila dilepaskan, mereka boleh jadi akan bergabung dengan kaumnya dan memperbesar peluang untuk menghancurkan kota Madinah.
Umarlah yang mula-mula mengajukan sarannya . “Mereka telah cukup membikin susah kita. Diasa mereka me;I;it sekujur badan, dan kaki sampai ke ubun-ubun. Bunuh habis saja tawanan-tawanan itu.”
Banyak sahabat yang menyetujui saran Umar ini, sebab mereka telah mengalami penyiksaan kaum musyrikin semasa masih tinggal di Makkah.
Tetapi Abubakar berpendapat lain, “Jangan begitu, wahai Rasulullah. Mereka telah menyerah meskipun penyerahan mereka dilakukan karena terpaksa.”
“Jadi, bagaimana pendapatmu, Abubakar?” tanya Rasulullah.
“Kurungkan mereka, dan bebaskan jika keluarganya membayar tebusan. Ini bakal menguntungkan kita, memperbesar jumlah dana yang kita butuhkan. Siapa tahu mereka insaf dan masuk Islam. Golongan ini wajib kita lindungi keselamatannya,” ujar Abubakar.
Sesudah bermusyawarah beberapa lama, akhirnya dikeluarkan keputusan tentang perlakuan atas ketujuh puluh tawaran itu. Ketetapan itu berisi, setiap tawanan yang mampu menebus dirinya, segera dilepaskan. Semua tawanan yang bisa mengajarkan tulis baca kepada sepuluh anak umak Islam, dibebaskan. Tetapi, akhirnya tidak ada yang ditahan lagi karena para tawan miskin pun dilepaskan juga.
Menanggapi sikap bertentangan antara Abubakar dan Umar, Rasulullah bersabda, “Abubakar itu seperti Ibrahim. Menghadapi kaumnya yang banyak membangkang Ibrahim Cuma berkata, ‘barangsiapa mengikuti ajaranku, dia termasuk golonganku. Dan barangsiapa yang mendurhakai aku, kuserahkan nasibnya kepada Allah Ynag Maha Pengasih lagi Penyayang.’”
“Bagaimana pendapatmu tentang Umar?” tanya sahabat pula.
“Umar bin Khattab itu sama dengan NUh. Karena jengkelnya kepada kaumnya yang durjana, Nuh berdoa, ‘Ya Allah. Jangan sisakan seorang pun dari orang-orang kafir itu untuk tingaal di bumi.’ Akibatnya, banjir dunia menenggelamkan seluruh umat Nuh, kecuali yang mau naik perahunya.”

Rabu, 28 November 2018

Ayo Kita Sambut Dan Sukseskan
Gerakan Tagar "2019 GANTI PRESIDEN"
Mari Selamatkan NKRI Tercinta Ini
Dari Makar Jahat Kaum Sepilis Atheis
Serta Intervensi Asing Dan Aseng

Nabi Zulkifli Mengalahkan Iblis

Kisah Islamiah pada malam ini tentang kisah Nabi Zulkifli as dan Iblis.
Nabi Zulkifli as memiliki rahasia khusus untuk mengalahkan iblis Laknatullah. Ia melawan tipu daya iblis dengan keteguhan dan kesabaran, dan dengan 2 hal tersebut, ternyata iblis berhasil dikalahkan oleh Nabi Zulkifli as.
 
Kisahnya.
Nabi Zulkifli ini merupakan seorang pemuda yang teguh pendirian serta sabar.
Nabi Zulkifli as ini sebenarnya memiliki nama asli Basyar, dan beliau tinggal di sebuah negara yang dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana.
Pada suatu hari, raja tersebut mengumpulkan semua rakyatnya.
“Siapakah yang sanggup berlaku sabar, jika siang hari berpuasa dan jika malam hari beribadah?” tanya raja tersebut.
“Untuk apa wahai Paduka?” tanya salah seorang rakyatnya.
“Aku sudah terlalu tua memimpin negeri ini. Aku ingin menunjuk penggantiku, akan tetapi orang itu harus sesuai dengan kriteriaku,” jelas sang raja.
Nabi Zulkifli as Menjadi Raja.
Rakyatnya diam seribu bahasa. Mereka hanya bisa saling pandang tanpa mengatakan kesanggupannya.
Dalam keheningan tanpasuara itu, ada salah seorang pemuda ynag mengacungkan tangan dan ia sanggup melakukan apa yang diminta rajanya.
Dialah seorang pemuda yang bernama Basyar.
“Saya sanggup wahai Paduka,” kata Basyar.
“Benarkah apa yang engkau katakan wahai anak muda?” tanya raja.
“Aku sanggup berlaku sabar, jika siang hari berpuasa dan jika malam hari beribadah,” jawab Basyar.
Sejak saat itulah dia dipanggil dengan sebutan Zulkifli yang artinya “Sanggup”.
Dan beliau akhirnya diangkat menjadi raja.
Zulkifli benar-benar bisa melakukan syarat yang diminta rajanya. Bila waktu malam telah tiba, ia beribadah dan di waktu siang hari, Zulkifli selalu berpuasa.
Melihat keteguhan iman dan kesabaran Zulkifli ini, iblis laknatullah seolah tak rela.
Bukan iblis namanya kalau dia merelakan suatu kebaikan.
Iblis Mengganggu.
Ketika iblis mengetahui Zulkifli hanya tidur dalam waktu yang tidak terlalu lama di malam hari, iblis berusaha mengganggu tidur Zulkifli yang haya sebenatar itu.
Iblis berpikir bahwa bila ia berhasil membuat Zulkifli tidak tidur di waktu tersebut (malam hari), maka iblis yakin kalau Zulkifli akan kesulitan beribadah di tengah malam.
Iblis memiliki siasat untuk menghadapi Zulkifli dengan menjelma menjadi seorang kakek.
Kakek itu datang dan berpura-pura mengadukan nasibnya kepada Zulkifli.
“Hamba seorang musafir, barang-barang hamba dirampok di perjalanan,” kata kakek itu.
“Datanglah besok pagi, akan kuputuskan masalahmu dalam sidang,” jawab Zulkifli.
Tipu Daya Iblis.
Namun, pada keesokan paginya, kakek itu tidak datang.
Setelah ditunggu hingga sore di rumah sidang, kakek itu juga tak kunjung nongol. Namun, ketika malam harinya, saat Zulkifli hendak beristirahat,kakek itu datnag lagi menghadap.
“Mengapa engkau baru datang, bukankah engkau berjanji akan datang pagi hari?” tanya Zulkifli.
“Orang yang merampok saya cerdik Tuanku. Jika waktu sidang dibuka, barang saya dikembalikan, dan jika sidang hendak ditutup, barang saya dirampasnya kembali,” jawab kakek itu.
Pada suatu malam, Raja Zulkifli sangat mengantuk.
Ia telah berpesan kepada para penjaga agar menutup semua pintu dan menguncinya. Saat hendak membaringkan diri, terdengar suara pintu kamarnya diketok orang.
“Siapa yang masuk? tanya Zulkifli kepada prajurit penjaganya.
“Tidak ada seorang pun yang masuk Tuanku,” jawab prajurit.
Zulkifli heran, jelas-jelas tadi ia mendengar suara pintu diketuk.
Lalu Zulkifli memeriksa sekeliling rumah, dan ternyata dia menemukan kakek yang bermasalah tersebut. Ia merasa heran, padahal semua pintu jelas telah terkunci rapat.
“Engkau bukan manusia, engkau pasti iblis,” kataZulkifli.
“Ya, aku memang iblis yang ingin menguji kesabaranmu. Ternyata memang benar, engkau orang yang dpat memenuhi kesanggupanmu dulu,” jawab iblis.
Karena siasatnya tidak berhasil, iblis pun akhirnya pergi.
Nabi Zulkifli as memang terkenal memiliki kesabaran yang tinggi dan selalu mempergunakan akal sehatnmya.
Itulah rahasi Nabi Zulkifli as dalam mengalahkan iblis.