Abdullah adalah seorang ayah yang mempunyai 3 orang anak. Mereka hidup bahagia dan mempunyai beberapa onta yang selama ini bisa dijadikan sumber penghidupan sehari-hari. Suatu hari diketahui bahwa ada tetangganya yang lebih membutuhkan uluran tangannya karena keluarga tersebut tidak mempunyai onta seperti keluarga mereka yang dapat dijadikan sebagai sumber penghidupan sehari-hari. Abdullah tersentuh hatinya apabila melihat ketulusan dan kesholehan tetangganya itu. Akhirnya Abdullah memberikan onta terbaiknya tersebut kepada tetengganya itu karena dia teringat pesan dalam Al Qur’an bahwa memberi hendaklah yang paling bagus dan paling disayangi. Onta yang diberikan yang benar-benar paling bagus dan harganya yang paling mahal. Dan mulai saat itu kehidupannya tetanganya dapat terbantu karena onta yang diberikan Abdullah benar-benar sangat melimpah susunya sehingga anak-anaknyapun dapat terpenuhi kebutuhannya.
Pada suatu waktu ketika musim panas tiba dan semua orang berlomba-lomba mencari sumber air untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan ternaknya. Mereka mencari air di goa-goa atau di tempat-tempat yang curam dan sulit dijangkau dengan cara biasa, karena sumber air biasanya memang keluar dari tempat-tempat tertentu saja.Dari kondisi yang seperti itu membuat keluarga Abdullah dan 3 anaknya berangkat mencari sumber air. Mereka berjalan menyusuri padang pasir dan mengamati tempat-tempat yang dimungkinkan di sana ada tersimpan air. Akhirnya mereka menemukan tempat yang diyakini bahwa ada ada sumber air akan tetapi jauh di bawah goa. Maka turunlah Abdullah ke dalam goa yang gelap gulita dan jalannya berliku-liku. Sementara itu sang anak memanggil-manggil ayahnya. Mulanya masih terdengar jawaban ayahnya saat dipanggil tapi lama kelamaan tidak ada jawaban lagi. Anak-anaknya masih tetap menunggu sampai lewat tengah malam dan terus memanggil manggilnya, tetapi tidak terdengar lagi jawaban.
Menjelang pagi hari, ketiga anaknya mulai menduga-duga jangan-jangan ayahnya telah meninggal dunia dan dimangsa binatang goa. Akhirnya mereka bertiga pulang ke rumah dengan keyakinan bahwa sang ayah telah meninggal dunia.
Tiga hari kemudian ketiga anaknya mulai menghitung-hitung harta warian peninggalan ayahnya. Akhirnya mereka jadi teringat kepada onta yang pernah diberikan ayahnya kepada teangganya itu. Dia merasa bahwa onta terbaik yang telah diberikan ayahnya kepada tetanganya dapat dijadikan andalan untuk sumber susunya.
Akhirnya mereka sepakat akan meminta kembali onta tersebut dan menggantinya dengan anak onta yang harganya paling murah. Benar, mereka mendatangi tetangganya itu dan mengambil onta yang banyak susunya pemberian dari ayahnya dan ditukar dengan anak onta yang harganya murah dan susunya sedikit.
Kepada anak-anaknya itu, tetangga itu bertanya : “Mengapa pemberian ayahmu kamu minta kembali ?”
“Itu adalah hak kami, kami sebenarnya tidak setuju.”Anak-anak itu menjawab :
“Kami sangat menghormati orang tua saya” begitu anak-anaknya menambahkan.
“Lalu sekarang ayah kamu dimana? ” Tanya tetangganya itu.
Anak-anak itu mengatakan bahwa ayahnya sudah meninggal dunia pada saat bersama-sama mengambil air di goa. Mendengar cerita anak-anaknya itu akhirnya tetangga yang pernah diberi onta itu meminta ditunjukan tempat dimana ayahnya hilang. Maka ditunjukannyalah tempat dimana arah tempat dan tanda-tanda ayah mereka hilang. Kemudian tetangga itu berangkat sendirian tanpa ditemani anak-anak itu.
Setelah ditemukan tempatnya sesuai dengan tanda dan arah yang ditunjukan anak-anak itu, tetangga Abdullah itu turun dan masuk melewati lorong-lorong goa yang jauh berliku-liku. Dengan membawa obor api, tetangga itu menemukan Abdullah dalam keadaan buta matanya karena terkena benturan batu. Kemudian Adullah dipapah keluar dari goa dan selamat sampai di atas. Tetangga itu bertanya “Bagaimana Anda bisa bertahan hidup selama 2 minggu dalam goa yang gelap gulita dan tidak ada makanan sama sekali ?”.
Abdullah menjawab “Setiap kali saya lapar, yaitu tiga kali dalam sehari, tangan saya meraba-raba ke sekeliling tempat di mana saya duduk, saya mendapatkan genangan air lalu saya minum dan …ternyata adalah air susu segar seperti baru saja diperah, itu mungkin yang membuat saya bugar dan sehat. Saya tidak tahu dari mana datangnya susu itu karena tempat di mana saya duduk adalah kering dan bebatuan. Tetapi aneh, sejak tiga hari yang lalu saya tidak lagi mendapatkan susu itu, saya hanya mendapatkan air. Karena hanya minum air, maka badan saya menjadi lemas dan tidak bertenaga lagi.”
Tetangga itupun menangkap hikmah penting dari apa yang telah diceritakan oleh Abdullah. Maka diapun akhirnya menceritakan apa yang telah dirasakan dan terjadi dengan kelakuan anak-anak Abdullah. “Bahwa onta yang diberikan Bapak waktu itu benar-benar menghasilkan susu yang luar biasa banyaknya dan bermanfaat bagi banyak keluarga. Karena itulah Alloh SWT mengirim susu untuk Bapak. Tetapi sejak tiga hari yang lalu onta yang diberikan Bapak itu telah diambil kembali oleh anak-anak Bapak dan diganti dengan anak onta, mungkin itulah, Bapak tidak lagi menikmati susu dalam goa.”
Mereka berdua segera meninggalkan tempat itu dan menuju desa terdekat untuk menyembuhkan mata Abdullah yang bengkak menutup kelopak matanya dan baru sore harinya pulang ke rumah. Sampai di rumah, Abdullah bertanya kepada anak-anaknya ” Mengapa kamu semua tidak mencari ayah, kamu menganggap ayahmu sudah mati, tapi justru tetangga kita yang mencari dan menolong Ayah .?” Mereka bertigapun menyadari kesalahannya dan meminta maaf. Abdullah memaafkan kesalahan ketiga anaknya itu, tetapi Abdulllah telah berketetapan hati bahwa hartanya yang setengah akan diberikan kepada tetangganya yang hatinya lebih baik dari pada anaknya sendiri dan sisa yang setengah lagi diberikan kepada ke tiga anak-anaknya.
EmoticonEmoticon