Butuh panduan untuk membudidayakan belut di dalam drum? Belut (Monopterus albus) merupakan ikan air tawar yang memiliki bentuk tubuh memanjang dan menyerupai ular. Selain karena rasanya yang enak, belut disukai karena mengandung gizi yang banyak.
Di balik harganya yang relatif mahal, ternyata belut cukup mudah untuk dibudidayakan. Bahkan proses pemeliharaan belut bisa dilakukan dengan menggunakan drum-drum bekas. Tentu saja peluang bisnis ikan ini masih terbuka lebar mengingat permintaan pasar akan belut semakin meningkat.
Langkah 1 : Persiapan Media Pemeliharaan
Sesuai judul di atas, media pemeliharaan yang dipakai kali ini untuk membudidayakan belut adalah drum. Selanjutnya drum diisi dengan jerami setinggi 50 cm di lapisan yang paling dasar, lalu mikro organisme starter sebanyak 1 liter, kemudian kompos setebal 5 cm, serta lapisan teratas berupa campuran lumpur kering setinggi 25 cm dan pupuk TSP sejumlah 5 kg. Setelah media-media tadi tersusun semuanya, berikutnya masukkan air ke dalam drum hingga mencapai ketinggian 15 cm dari permukaan media teratas.
Langkah 2 : Penanaman Eceng Gondok
Drum sebagai tempat pemeliharaan belut juga perlu ditanami dengan eceng gondok. Tumbuhan ini berguna sebagai tempat persembunyian belut agar terhindar dari stres. Selain itu, eceng gondok juga berguna untuk menjaga kestabilan suhu udara di dalam drum yakni sekitar 26-28 derajat celcius. Selanjutnya media pemeliharaan belut ini didiamkan selama 2-4 minggu sembari menunggu eceng gondok tumbuh serta dipenuhi oleh jentik nyamuk, zooplankton, cacing, dan jasad-jasad renik.
Langkah 3. Pemasangan Shading Net
Shading net merupakan atap non-permanen berupa jaring-jaring penutup. Shading net berfungsi untuk menghalangi pancaran sinar matahari sehingga intensitasnya berkurang. Penghalang ini dipasang dengan jarak tertentu di atas kolam sehingga tidak mengganggu proses perawatan belut ke depannya.
Langkah 4. Perilisan Bibit Belut
Bibit belut yang dipakai harus berasal dari tempat yang jelas agar kualitasnya bisa diketahui. Bibit dipilih yang memiliki kondisi sehat, normal, dan lincah. Di dalam setiap drum, kita bisa memasukkan bibit belut sebanyak 200 ekor.
Langkah 5. Pemberian Pakan
Pemberian pakan dilakukan minimal sekali per hari terutama pada saat sore hari. Pakan yang diberikan wajib dalam kondisi hidup contohnya anakan ikan mas, ikan cetol, bekicot, keong, belatung, ikan wader, ikan impun, cacing tanah, dan udang. Sesekali boleh memberikan pelet dengan dosis 5% dari total bobot yang diharapkan untuk memacu pertumbuhan belut-belut yang dipelihara. Ingat, belut mempunyai sifat kanibalisme sehingga Anda harus memastikan belut-belut yang dipelihara selalu merasa kenyang agar tidak saling memangsa satu sama lain.
Langkah 6. Peningkatan Nafsu Makan
Ada kalanya beberapa belut kehilangan nafsu makannya atas sebab tertentu. Untuk mengatasi masalah ini, Anda bisa memberikan ramuan temulawak (Curcuma xanthorhiza). Caranya ialah tumbuk temulawak sebanyak 200 gram sampai halus. Kemudian campurkan dengan air sejumlah 1 liter. Cairan temulawak ini lantas dituangkan ke dalam drum.
Langkah 7. Penjagaan Kondisi Drum
Mengingat belut termasuk binatang yang cukup sensitif terhadap habitatnya, Anda perlu mengkondisikan lingkungan di dalam drum supaya tetap ideal dihuni oleh belut. Usahakan tingkat keasaman air di dalam drum selalu berada di kisaran pH 5-7. Begitupun ketika cuaca terik, disarankan untuk menciptakan hujan buatan memakai selang air.
Langkah 8. Pemanenan Belut
Proses panen belut biasanya bisa dilakukan pada waktu 3-4 bulan pemeliharaan. Hindari memanen belut ketika umurnya sudah mencapai 10 bulan sebab sifat kanibalismenya sudah kian ganas. Pemanenan dilakukan dengan menangkap belut-belut dari drum pemeliharaan untuk selanjutnya dipindahkan ke tong distribusi khusus. Selanjutnya, belut-belut ini siap dijual ke para pengepul atau langsung ke konsumen.
EmoticonEmoticon