Gang Joglo di Juwana.
6 rumah saling berhadapan. 3 rumah berada di sisi kanan dan tiga rumah lainnya
di sisi kiri. Jarak 3 rumah saja jauhnya seperti Dari Sabang sampai Merauke.
Suasana di Gang Joglo Juwana
Jalanan masuk menuju rumah itu nampak sepi. Hanya ada beberapa anak kecil yang bermain di sekitar lorong rumah orang tuaku. Kemarin aku katakan jika di gang yang aku lewati ini ada 6 rumah Joglo yang masih berdiri kokoh. Kusebut saja gang ini sebagai Gang Joglo. Suasananya masih nampak adem ayem, khas pedesaan. Tapi barangkali terasa asing bagi yang pertama melihat. Meski begitu suasananya tidak selengang jaman dulu.
Salah satu rumah Joglo di Gang Joglo yang luas.
Dulu Halaman halaman rumah ini Nampak luas dengan aneka pohon dan tanaman besar. Barisan pagar rumah, juga bukan berupa tembok yang meninggi ataupun jeruji besi, melainkan pagar dari tanaman. Tanaman yang ditanam untuk pagar, berupa turus (bibit berbentuk batang tanaman) yang ukurannya sama dan ditanam rapat. Jadi saat tumbuh, turus turus itu akan tumbuh lurus dan berhimpitan (Di jamin, orang akan susah untuk memasuki pagar tersebut).
Lurung (Lorong) di Gang Joglo
lurung adalah batas rumah joglo yang satu dengan yang lain.
Dahulu pagarnya berupa tanaman bukan tembok seperti sekarang. Meski begitu suasananya tetap sama, bersih dan asri.
Rumah Joglo paling ujung di antara 6 rumah yang berbentuk Joglo
Satu hal yang ingin aku sampaikan tentang rumah Joglo adalah papan nama pemilik rumah yang tertulis di atas pintu tengah. Aku sempat tergelitik untuk membaca ejaan penulisannya. Aku sampai mengejanya pelan pelan agar tidak salah baca. Setelah terangkai ternyata Nama Nama para leluhur itu apik apik (bagus). Nama nama Jawa orang Juwana tempo dulu, menurutku khas dan indah. Nama nama itu bahkan sudah jarang ditemukan dan dipakai saat ini. Mungkin kalau orang Jawa memakai nama marga barangkali namaku akan menjadi Septi Sowijoyosardjan (Hehehe kayak orang Suriname yang keturunan Jawa jadinya).
Rumah Joglo di Gang Joglo
Karena bagus, akupun iseng mengumpulkan beberapa Nama pemilik rumah Joglo sekaligus tetangga dan nama keluarga. Namun ada beberapa nama yang membuatku tersenyum karena aneh dan lucu. Katanya itu nama aran atau wadanan (nama julukan/olokolokan) saat kecil. Sampai dewasa mereka tetap menggunakannya. Biasanya untuk membedakan orang, yang kebetulan mempunyai nama depan kembar. Misalnya Sutopawi lencir dan Sutopawi brintik. Lencir artinya tinggi kurus sedang brintik artinya rambutnya keriting.
Papan nama pemilik di atas pintu
papan nama di atas pintu
Dan inilah nama nama yang kutemukan. (Djo dibaca jo dan Jo dibaca yo)
Sowidjojosardjan Djojodikromobedjo
Towikromo Djojosuwito Seneng
Suro Leksono Samsuri Sastro Sudarmo Sutawi
Wongso Saduwi Sudirdjo Taridi
Sutono Tonder Tisno Singgon
Subari Notobuono Todirono Sungkono
Samekto Taslim Rono Panggih
Suro Suradi Mulyo Milir
Djojosamsi Mulyo Sawi
Djojopitono Guno Bedjo
Marto Idris Kunardji Sudjono
Wiyardjo Shahid Sastro Sardi
Sarijo Lenthe Karso Sarpan
Soejoto Radi Largo Thempo
Surokembi Djojo Sudiman
Surokidin Martho Makidin
Soegono Pawi Rakito Nyoto
Samidin Badri Swasihadi
EmoticonEmoticon