Cerita misteri ini, pengalaman gue pribadi. Ini waktu gue jurit malem pas pelantikan OSIS SMP. Kompleks sekolah gue yang dulu (gak sebut merek) memang terkenal angker, apalagi bagian SD nya. Jadi di belakang gedung SD itu ada lorong sempit buat selokan dan panjang. Biasanya kalau siang dibuat mainan anak kelas 1-2 SD. Tapi, kalau malem, tak ada yang berani nyamperin. Angker, katanya.
Dan sialnya, dari pos sebelumnya ke pos selanjutnya, gue diharusin ngelewatin lorong itu. Pos sebelumnya adanya harusnya di toilet deket lorong itu, tapi kakak-kakak kelas yang jaga langsung pindah ke kantin saking takut dan tak enak hawanya. Yah daripada kenapa-kenapa kan berabe.
Jadi, gue dan satu temen gue (jurit malemnya pasang-pasangan) masuk juga ke lorong itu. Kita emang diharusin pegangan tangan terus sampai selesai. Seinget gue, lorongnya itu emang panjang, tapi harusnya cuma beberapa meter doang. Tapi entah kenapa pas gue masuk rasanya puanjang banget.
Nah pas gue lewat lorong itu tuh kira-kira jam 2-3 pagian. Pas lagi jam-jamnya dedemit pada aktif. Gue sama temen gue, terdiam. Tak ada suara keluar dari mulut kami. Entah kenapa, tiba-tiba gue ngerasa kayak “ada orang” di belakang gue dan gue denger langkah kakinya mendadak nambah.
Kampret.
Otomatis gue baca doa kenceng-kenceng dan tak berani nengok belakang. Untungnya sih gue keluar dengan selamat.
Yang anehnya, temen-temen gue banyak yang punya pengalaman aneh di tempat itu. Seharusnya tembok di kiri-kanan lorong itu tuh polos, cuma tembok doang, ga ada apa-apanya. Gue sendiri sepanjang jalan megangin tembok dan tak ada apa-apa kok. Tapi anehnya ada beberapa temen gue yang bilang kalau mereka megang tali-lah, lobang-lah, dari tembok itu.
Hal aneh lainnya adalah doppelganger guru gue, sebut saja pak W. Calon ketua OSIS yang baru kan harus jurit malemnya sendirian. Terus di tengah jalan dia ketemu pak W. Secara pak W ini deket sama murid-murid, ketua OSIS gue ngajakin dia bercanda. Tapi si pak W cuma diam aja terus melongos pergi. Ketua OSIS gue cuma bisa bingung dan lanjutin jurit malemnya.
Besoknya, anak-anak baru tau kalo sebenernya pak W itu udah pulang dari sebelum jurit malem dimulai. Apa?!
Dan sialnya, dari pos sebelumnya ke pos selanjutnya, gue diharusin ngelewatin lorong itu. Pos sebelumnya adanya harusnya di toilet deket lorong itu, tapi kakak-kakak kelas yang jaga langsung pindah ke kantin saking takut dan tak enak hawanya. Yah daripada kenapa-kenapa kan berabe.
Jadi, gue dan satu temen gue (jurit malemnya pasang-pasangan) masuk juga ke lorong itu. Kita emang diharusin pegangan tangan terus sampai selesai. Seinget gue, lorongnya itu emang panjang, tapi harusnya cuma beberapa meter doang. Tapi entah kenapa pas gue masuk rasanya puanjang banget.
Nah pas gue lewat lorong itu tuh kira-kira jam 2-3 pagian. Pas lagi jam-jamnya dedemit pada aktif. Gue sama temen gue, terdiam. Tak ada suara keluar dari mulut kami. Entah kenapa, tiba-tiba gue ngerasa kayak “ada orang” di belakang gue dan gue denger langkah kakinya mendadak nambah.
Kampret.
Otomatis gue baca doa kenceng-kenceng dan tak berani nengok belakang. Untungnya sih gue keluar dengan selamat.
Yang anehnya, temen-temen gue banyak yang punya pengalaman aneh di tempat itu. Seharusnya tembok di kiri-kanan lorong itu tuh polos, cuma tembok doang, ga ada apa-apanya. Gue sendiri sepanjang jalan megangin tembok dan tak ada apa-apa kok. Tapi anehnya ada beberapa temen gue yang bilang kalau mereka megang tali-lah, lobang-lah, dari tembok itu.
Hal aneh lainnya adalah doppelganger guru gue, sebut saja pak W. Calon ketua OSIS yang baru kan harus jurit malemnya sendirian. Terus di tengah jalan dia ketemu pak W. Secara pak W ini deket sama murid-murid, ketua OSIS gue ngajakin dia bercanda. Tapi si pak W cuma diam aja terus melongos pergi. Ketua OSIS gue cuma bisa bingung dan lanjutin jurit malemnya.
Besoknya, anak-anak baru tau kalo sebenernya pak W itu udah pulang dari sebelum jurit malem dimulai. Apa?!
EmoticonEmoticon