Rabu, 23 November 2016

Ayo Kita Sambut Dan Sukseskan
Gerakan Tagar "2019 GANTI PRESIDEN"
Mari Selamatkan NKRI Tercinta Ini
Dari Makar Jahat Kaum Sepilis Atheis
Serta Intervensi Asing Dan Aseng

Cerita Fabel



cerita kancil dan buaya

Sekilas Tentang Cerita Kancil dan Buaya

Cerita yang sering didengar oleh anak-anak Indonesia adalah cerita fabel yang menceritakan tentang kehidupan hewan berperilaku seperti manusia. Cerita fabel yang cukup populer adalah cerita kancil  dan buaya, yaitu tentang kancil yang ingin makan mentimun, namun sulit mencapai tempat dimana mentimun berada karena harus menyeberang sungai. Kemudian mucul ide kancil untuk memperdayai/menipu buaya demi mencapai keinginannya. Buaya yang tidak menyadari sedang ditipu oleh kancil dengan senang hati mengikuti perintah si kancil.

Sifat Kancil

Kancil diibaratkan sebagai binatang yang cerdik dan banyak akal. Dengan kecerdikannya kancil mampu membuat korbannya tak menyadari niat kancil sesungguhnya. Dan sangat disayangkan, kecerdikan kancil sering membuatnya menjadi nakal, dan cenderung jahat.

Buaya

Buaya adalah binatang yang suka makan daging. Dalam cerita ini, buaya diiming-imingi daging oleh kancil agar buaya mau menolongnya. 

Cerita Kancil dan Buaya

Sudah banyak yang tahu jika kancil yang cerdik suka makan mentimun. Suatu hari kancil berjalan-jalan di hutan untuk mencari mentimun. Sudah cukup lama dia berjalan, namun tak juga ia menemukan pohon mentimun di sepanjang jalan yang telah dilalui. Kancil mulai putus asa. Ditambah lagi ia mulai merasa kehausan. Kancil berjalan lunglai. Dia tak tau kemana harus pergi. "Alangkah malang nasibku ini" gerutu kancil. "Sebaiknya aku mencari sungai agar rasa hausku hilang". Akhirnya kancil memutuskan untuk mencari sumber air terlebih dahulu. Beruntunglah dia. Di kejauhan dilihatnya aliran sungai dengan air yang jernih. Kancil bersorak kegirangan. Saking bersemangat ia berjalan cepat. Langkahnya terasa ringan. Buru-buru diminumnya air sungai yang cukup jernih. Rasa segar menjalari kerongkongan kancil. Setelah hilang rasa hausnya kancil melanjutkan perjalanan dengan menyusuri sungai tersebut. Rasa hausnya sudah hilang, kini rasa lapar kembali datang. 

Belum lama berjalan, kancil melihat banyak pohon yang buahnya sangat menggiurkan. Ya, dia melihat banyak pohon mentimun yang berbuah sangat lebat. Kancil menelan air liurnya. Tapi sungguh disayangkan, pohon mentimun tersebut berada si seberang sungai yang airnya cukup dalam. Kancil paling malas terkena air. Dia sangat takut menyeberang sungai. "Jika aku seberangi sungai ini, badanku pasti jadi basah kuyup, dan aku akan kedinginan, bahkan yang lebih mengerikan aku bisa terbawa hanyut oleh aliran sungai yang cukup deras itu" kancil bergidik membayangkan andai saja dirinya beneran tenggelam di sungai. "Duh..bagaimana caranya ya, agar aku bisa menyeberang sungai tanpa membuat badanku basah?" Sejenak kancil berpikir. 

Tiba-tiba muncullah ide cerdik kancil manakala melihat seekor buaya yang asyik berjemur tak jauh darinya berdiri. Dihampirinya si buaya tadi. "Hei teman" sapa kancil ramah dan sok akrab. Si buaya menoleh ke arah suara yang menegurnya. Dia hanya melihat sekilas ke arah kancil yang tengah menghampirinya. "Kenapa kau hanya sendirian? Kemana teman yang lain" tanya kancil melihat reaksi buaya yang tak menjawab sapaannya. 

"Ada keperluan apa kamu kemari dan menanyakan teman-temanku?" tanya buaya acuh tak acuh dan tetap tak bergeming dari tempatnya. "Aku ke sini membawa daging yang akan aku bagikan ke padamu dan teman2mu" kata kancil. Buaya terlihat kaget, wajahnya nampak senang. "Karena daging yang kubawa sangat banyak, sehingga ga akan habis jika kau makan sendiri" sambung kancil lagi. "Dengan senang hati akan kupanggil teman-temanku, kira-kira berapa banyak buaya yang harus aku panggil wahai kancil yang baik hati?" tanya buaya kegirangan. "Kira-kira sebanyak kalian berbaris sampai ke seberang" kata kancil meyakinkan. "Ok bos, siap laksanakan!" kata buaya sambil berlalu cepat. Tak lama kemudian serombongan buaya datang. 

"Berbarislah kalian hingga ke seberang, aku akan menghitung jumlah kalian sehingga daging bisa aku bagi dengan rata" perintah kancil. Dengan patuh berbarislah para buaya tersebut. 

"Satu, dua, tiga,..." kancil mulai melompat ke punggung buaya2 yang sedang berbaris sambil berhitung. Hingga hitungan ke sepuluh, kancil telah tiba di seberang dan langsung ngacir menuju pohon2 mentimun.  "Hoi kancil, mana daging yang kau janjikan?' teriak buaya2 tersebut kesal. Tapi kancil tak peduli dan berlari makin kencang. "Sapa suruh tadi cuekin aku" kata kancil sambil tersenyum penuh kemenangan.


Hikmah yang bisa dipetik

Allah menganugerahi kepandaian pada seseorang, tapi kelebihan itu bukan untuk dimanfaatkan buat mengakali dan membodohi orang lain. Kancil cerdik tapi licik. Dia telah melakukan kesalahan dengan memakai kecerdikannya untuk membohongi dan menipu daya buaya untuk mencapai tujuannya.
  




EmoticonEmoticon