Bagaimana cara pembesaran ikan nila di kolam tanah? Pada dasarnya, budidaya ikan nila dapat dilaksanakan di dataran rendah hingga menengah dengan ketinggian mencapai 500 m di atas permukaan laut. Daerah yang paling cocok untuk pemeliharaan ikan ini yaitu tempat yang mempunyai sumber air bersih di sepanjang tahun.
Persyaratan Lokasi
Ikan nila bisa dibesarkan di kolam tanah. Tanah yang baik yaitu tanah lempung, bersifat liat, dan tidak berporous. Tanah ini mampu menahan air dengan baik sehingga tidak mudah bocor. Untuk mempermudah pengairan, tingkat kemiringan tanah yang dianjurkan berkisar antara 3-5 persen.
Air yang digunakan harus benar-benar bersih, tidak terlalu keruh, dan tidak tercemar. Setelah banyak mengandung plankton, air yang semula berwarna jernih akan menjadi kehijau-hijauan. Pada kolam tanah, tingkat kecerahan air yang baik sekitar 20-30 cm, dapat diukur menggunakan secchi disc. Sedangkan debit air yang ideal agar suasananya tenang berada di kisaran 8-15 liter/detik.
Persiapan Kolam
Persiapan kolam tanah harus dilaksanakan paling tidak 2 minggu sebelum kolam tersebut diisi dengan ikan nila. Diawali dengan pengeringan, penjemuran selama beberapa hari, pembersihan dari rerumputan, pencangkulan, dan perataan dasar kolam. Perbaikan juga dilakukan pada tanggul dan pintu air agar tidak mengalami kebocoran, serta saluran untuk menjamin kelancaran sirkulasi air.
Untuk memperbaiki tingkat keasaman tanah, dasar kolam perlu diberikan kapur tohor dengan dosis sebanyak 100-300 kg/ha atau kapur pertanian sejumlah 500-1000 kg/ha. Kemudian pupuk kandang juga bisa ditambahkan sebanyak 1-2 ton/ha untuk meningkatkan kesuburan tanah. Selain ditaburkan ke seluruh dasar kolam, pupuk kandang pun dapat diletakkan di pintu pemasukan air supaya tersebar merata.
Pengisian Air
Setelah persiapan kolam selesai, selanjutnya kolam tanah tersebut siap diisi dengan air bersih. Pengisian dilakukan dalam dua tahap, di mana tahap pertama kolam diisi dengan air sedalam 5-10 cm dan dibiarkan selama 2-3 hari untuk mendorong terjadinya mineralisasi tanah di dasar kolam. Lalu pengisian air tahap kedua dilakukan dengan menambahkan air hingga kedalaman 75-100 cm. Biarkan kolam tersebut selama 5-7 hari agar fitoplankton tumbuh di dalamnya. Barulah kemudian bibit ikan nila siap dilepaskan.
Fitoplankton merupakan pakan alami ikan nila. Ciri-ciri kolam yang sudah ditumbuhi fitoplankton yaitu warna air di kolam berubah menjadi kuning kehijau-hijauan. Bila diamati dengan seksama, pada dasar kolam juga banyak dihuni oleh organisme air seperti kutu air, jentik-jentik serangga, cacing tanah, anakan siput, dan sebagainya.
Pemeliharaan Ikan
Ketinggian air kolam yang disarankan selama masa pemeliharaan berkisar antara 75-100 cm. Setelah itu, kolam bisa diberikan pupuk kandang secara berkala setiap 2 minggu sekali untuk mempertahankan tingkat kesuburannya. Dosis yang digunakan pada setiap pemupukan sekitar 500 kg/ha dan dibagi menjadi 4 karung. Semua karung ini lantas diletakkan di pintu pemasukan air, 2 karung di sebelah kana dan 2 kurang lagi di sebelah kiri pintu air.
Selain pupuk kandang, kolam ikan nila juga sebaiknya diisi dengan urea dan TSP dengan dosis masing-masing sebanyak 30 kg/ha. Kedua pupuk ini lantas dimasukkan ke dalam kantong plastik yang dilubangi supaya pupuk bisa larut dengan air kolam sedikit demi sedikit. Kemudian kantong plastik ini digantungkan pada sebatang bambu yang dipancangkan di dasar kolam dengan posisi yang terendam sebagian.
Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan kepada ikan nila harus memiliki mutu yang bagus dengan ransum harian sebesar 30% dari berat biomassa ikan setiap hari. Makanan yang direkomendasikan berbentuk pelet dengan kandungan protein sekitar 30% dan lemak antara 6-8%. Dosis pemberian pakan harus memperhatikan karakteristik dari ikan nila tersebut.
EmoticonEmoticon