Jumat, 08 Desember 2017

Ayo Kita Sambut Dan Sukseskan
Gerakan Tagar "2019 GANTI PRESIDEN"
Mari Selamatkan NKRI Tercinta Ini
Dari Makar Jahat Kaum Sepilis Atheis
Serta Intervensi Asing Dan Aseng

Syarat-syarat yang Ideal Kolam Ikan Nila

Tags

Satu dari sekian banyak ikan air tawar yang ramai dibudidayakan oleh masyarakat di Indonesia adalah ikan nila. Hal ini tidak terlepas dari permintaan dari pasar domestik dan internasional akan ikan nila yang tergolong tinggi. Banyak orang yang suka mengonsumsi ikan nila lantaran dagingnya yang gurih dan tebal, serta mengandung gizi yang tinggi.

Ikan nila mempunyai tubuh bulat memanjang dan pipih ke samping yang berwarna putih kehitaman. Habitat ikan ini berasal dari sungai nil, Afrika. Namun karena aktivitas perdagangan membuatnya menyebar ke hampir seluruh wilayah di dunia.

Ikan nila secara resmi masuk ke Indonesia dibawa oleh Balai Penelitian Perikanan Air Tawar pada tahun 1969. Kemudian bibit ikan hasil penelitian tersebut disebarkan ke seluruh pelosok negeri untuk keperluan budidaya ikan nila. Tidak heran, saat ini kita bisa dengan mudah menemukan ikan nila sedang diperjualbelikan secara bebas di setiap pasar.

kolam-ikan-nila.jpg

Ada tiga spesies ikan nila yang sering dibudidayakan oleh para petani di Indonesia. Di antaranya yaitu ikan nila biasa yang berwarna putih kehitaman, ikan nila merah yang berwarna putih kemerahan, dan ikan nila albino yang berwarna putih. Selain untuk keperluan konsumsi, beberapa orang juga mengaku tertarik memeliharanya untuk menyalurkan hobi terhadap ikan hias.

Di dalam budidaya ikan nila, kolam pemeliharaan merupakan penentu utama keberhasilan usaha. Berikut ini syarat-syarat kolam ikan nila yang ideal :

  1. Jenis tanah yang paling baik untuk dibuat kolam berupa tanah liat/lempung dan tidak porous sehingga mampu menampung air dengan baik.
  2. Kemiringan tanah yang dianjurkan untuk pembuatan kolam sekitar 3-5 persen guna memperlancar sistem pengairan kolam.
  3. Ikan nila sebaiknya dipelihara di daerah yang terletak di ketinggian antara 10-500 meter dpl.
  4. Air yang dipakai harus bersih, tidak tercemar, dan tidak begitu keruh.
  5. Debit air untuk kolam pemeliharaan berkisar 8-15 liter/detik/hektar.
  6. Tingkat keasaman (pH) air yang optimal adalah 7-8 derajat.
  7. Kadar garam di dalam air yang dapat ditolerir yaitu 0-35 per mil.

Proses pembudidayaan ikan nila dilakukan dengan memeliharanya di beberapa kolam yang meliputi kolam pemijahan, kolam pendederan, dan kolam pembesaran. Sedangkan untuk model kolam, bisa menggunakan kolam tanah, kolam terpal, kolam sawah, dan kolam apung. Berikut ini penjelasan dari masing-masing kolam tersebut.

1. Kolam Pemijahan

Kolam pemijahan berfungsi untuk tempat pemeliharaan induk ikan nila hingga siap dipijahkan. Kolam yang digunakan sebaiknya adalah kolam tanah. Ukuran luasnya yaitu 50-100 m2 dengan tingkat kepadatan 2 ikan/m2. Persyaratan yang harus dipenuhi dari kolam pemijahan antara lain temperaturnya 20-22 C dan kedalaman air 40-60 cm. Disarankan untuk menaburkan pasir sebagai dasar dari kolam pemeliharaan induk ini.

2. Kolam Pendederan

Kolam pendederan digunakan untuk memelihara benih ikan nila. Ukurannya berkisar antara 50-100 m2 dengan tingkat kepadatan 5-10 ikan/m2. Kedalaman air pada kolam tersebut ialah 30-50 cm. Benih ikan nila dirawat di kolam pendederan selama 3-4 minggu sampai ukuran ikan per ekor mencapai 3-5 cm.

3. Kolam Pembesaran

Kolam pembesaran adalah kolam yang dipakai untuk membesarkan benih ikan nila hingga layak dipanen. Pada tahap ini, jumlah kolam yang digunakan tidak hanya satu, melainkan beberapa kolam yang ditujukan untuk pemeliharaan ikan di usia tertentu. Adapun kolam-kolam yang dimaksud di antaranya :

  1. Kolam Pembesaran Tahap I berfungsi sebagai tempat pemeliharaan benih ikan sesudah dari kolam pendederan. Jumlah kolam yang dipakai dipakai sebanyak 2-4 buah yang memiliki luas 250-500 m2. Hindari penggunaan kolam semen karena benih ikan masih dalam kondisi rentan dan membutuhkan kolam yang cukup luas. Pemeliharan ikan di tahap Ini dilakukan hingga benih ikan berbentuk gelondongan kecil. Ikan yang sudah mencapai ukuran tersebut bisa dipindahkan ke kolam tahap II atau dijual ke petani ikan nila sebagai benih unggulan.
  2. Kolam Pembesaran Tahap II digunakan untuk membesarkan ikan nilai hingga ukurannya mencapai gelondongan sedang. Paling baik, kolam yang dipakai berupa kolam tanah atau kolam sawah. Anda juga bisa menggunakan keramba apung yang dibungkus oleh mata jaring berukuran 1,25 x 1,25 cm. Tingkat kepadatan ikan nila yang ideal di kolam ini yaitu 10 ekor/m2.
  3. Kolam Pembesaran Tahap III berfungsi untuk kolam pembesaran ikan nila sampai siap dipanen. Kolam yang digunakan adalah kolam tanah berukuran 500-2.000 m2. Ikan nila dipelihara sampai ukurannya sesuai dengan permintaan pasar.


EmoticonEmoticon