Di sebuah pulau yang bernama Pulau Kreta, hiduplah seorang putra dewa. Ia sering dipanggil dengan nama Minos, putra Dewa Zeus, dewa tertinggi di negeri knossus dengan Dewi Europa, dewi tercantik di antara dewi-dewi yang lain.
Setelah dewasa, Minos diangkat menjadi raja untuk memimpin negeri Knossus. Semenjak Minos menjadi raja, ia sangat ditakuti dan disegani. Beberapa bulan kemudian, Minos mempersunting putri Helios salah satu dewa. Sang permaisuri yang bernama Pasiphae dibawa ke istananya yang mewah dan indah di Knossus. Dari perkawinannya itu, Raja Minos dikaruniai empat anak. Mereka adalah Andragonis, Blancus, Ariadne dan Phaedra. Semasa Minos meniliki seorang Abdi "Daedalus", seorang seniman ulung dan cerdas.
Dengan keahliannya, Daedalus mampu menciptakan berbagai keperluan istana. Dari mulai senjata, patung, bahkan membuat puri pemujaan terhadap Dewi Aphrodite, dewi kecantikan yang sangat indah.
Suatu ketika Raja Minos mendapat hadiah seekor banteng dari Dewa Poseidon, dewa penguasa lautan. Melihat keelokan banteng jantan ini, Permaisuri Pasiphae terpesona. Ia pun memerintahkan seniman ulung Daedalus, untuk membuat banteng betina yang tak kalah eloknya. Uniknya, permintaan itu sang banteng harus bisa hidup seperti layaknya banteng yang lain.
"Tolong buatkan aku seekor banteng betina. Aku ingin banteng betina itu bisa hidup," kata permaisuri Pasiphae.
Daedalus terkejut mendengar permintaan permaisuri Pasiphae. Namun, ia tak berani menolak. Untuk memuaskan sang permaisuri, Daedalus segera mempersiapkan peralatan untuk bekerja membuat banteng betina. Dengan berpuasa dan memohon pada dewa, agar banteng ciptaannya bisa hidup. Setelah dirasa selesai, Daedalus berdoa memohon pada dewa.
Ajaib!
Hanya dalam waktu singkat perlahan-lahan banteng betina dari kayu mulai bergerak. Hal itu membuat sang permaisuri sangat gembira. Beberapa bulan kemudian setelah, setelah dikawinkan dengan banteng putih Raja Minos, banteng betina itu melahirkan seekor anak yang sangat aneh. Atau lebih tepatnya mirip monster. Makhluk yang berkepala banteng, namun berbadan manusia. Oleh sang Permaisuri monster itu diberi nama Minotour.
Kabar tentang banteng yang melahirkan monster membuat Raja Minos marah. Segera Raja Minos memanggil Daedalus. Ia dianggap telah membuat kesalahan besar. Daedalus dan keluarganya dipenjara. Ia tak bisa berbuat apa-apa. Daedalus tak menyangka, kalau perbuatannya justru menimbulkan petaka bagi keluarganya. Selama di penjara Daedalus berupaya untuk meloloskan diri. Berbekal keahliannya, ia membuat peralatan untuk bisa meloloskan diri.
Dalam beberapa hari, ia berhasil menciptakan beberapa pasang sayap yang disambung dan direkatkan dengan lilin. Dengan menggunakan tali, sayap kayu itu diikatkan ke tangan dan tubuhnya. Usaha untuk meloloskan diri berhasil. Daedalus keluarganya dapat terbang ke angkasa, tanpa sepengetahuan penjaga penjara. Namun malang bagi Ikaria, anak Daedalus. Karena kegirangan ia terbang melambung tinggi hingga melewati matahari.
"Anakku! Jangan terlalu tinggi! Marilah segera turun di tempat yang aman!" tegur Daedalus.
"Sedikit lagi, Ayah. Aku ingin menikmati kebebasan ini," bantah Ikaria.
Ikaria terlalu menikmati penerbangannya, hingga lupa diri. Segala nasihat ayahnya tak dihiraukan. Tanpa disadari sayap yang dilumuri lilin itu pun kian lama kian meleleh, terkena sengatan matahari. Dalam waktu singkat keseimbangan Ikaria goyah. Ia tidak bisa mengendalikan sayapnya. Dan akhirnya jatuh di sebuah laut dan tenggelam di dasar laut.
Konon laut di mana anak Daedalus terjatuh dinamakan laut Ikaria.
Sementara itu, monster Minotour telah membuat penduduk negeri itu ketakutan. Karena setiap hari monster itu memakan manusia. akhirnya, masa kejayaan dan pemerintahan Raja Minos musnah bersama hilangnya peradaban Pulau Kreta dan binasanya monster minotour.
Sumber : Majalah Bobo Edisi 02 Thn III, 27 Mei - 3 Juni 2003
Diceritakan kembali oleh : Mazsoes
Ilustrasi oleh : Supriyanto
Kabar tentang banteng yang melahirkan monster membuat Raja Minos marah. Segera Raja Minos memanggil Daedalus. Ia dianggap telah membuat kesalahan besar. Daedalus dan keluarganya dipenjara. Ia tak bisa berbuat apa-apa. Daedalus tak menyangka, kalau perbuatannya justru menimbulkan petaka bagi keluarganya. Selama di penjara Daedalus berupaya untuk meloloskan diri. Berbekal keahliannya, ia membuat peralatan untuk bisa meloloskan diri.
Dalam beberapa hari, ia berhasil menciptakan beberapa pasang sayap yang disambung dan direkatkan dengan lilin. Dengan menggunakan tali, sayap kayu itu diikatkan ke tangan dan tubuhnya. Usaha untuk meloloskan diri berhasil. Daedalus keluarganya dapat terbang ke angkasa, tanpa sepengetahuan penjaga penjara. Namun malang bagi Ikaria, anak Daedalus. Karena kegirangan ia terbang melambung tinggi hingga melewati matahari.
"Anakku! Jangan terlalu tinggi! Marilah segera turun di tempat yang aman!" tegur Daedalus.
"Sedikit lagi, Ayah. Aku ingin menikmati kebebasan ini," bantah Ikaria.
Ikaria terlalu menikmati penerbangannya, hingga lupa diri. Segala nasihat ayahnya tak dihiraukan. Tanpa disadari sayap yang dilumuri lilin itu pun kian lama kian meleleh, terkena sengatan matahari. Dalam waktu singkat keseimbangan Ikaria goyah. Ia tidak bisa mengendalikan sayapnya. Dan akhirnya jatuh di sebuah laut dan tenggelam di dasar laut.
Konon laut di mana anak Daedalus terjatuh dinamakan laut Ikaria.
Sementara itu, monster Minotour telah membuat penduduk negeri itu ketakutan. Karena setiap hari monster itu memakan manusia. akhirnya, masa kejayaan dan pemerintahan Raja Minos musnah bersama hilangnya peradaban Pulau Kreta dan binasanya monster minotour.
Sumber : Majalah Bobo Edisi 02 Thn III, 27 Mei - 3 Juni 2003
Diceritakan kembali oleh : Mazsoes
Ilustrasi oleh : Supriyanto
EmoticonEmoticon