Layla & Majnun: Kisah CInta Klasik dari Negeri Timur
Penulis: Nizami
Penerjemah: Nina Artanti Rudiyanto
Penyunting: Aning
192 hlm
ISBN: 979-878-045-0
Diterbitkan oleh: MedPress Digital 2012
Subhanallah, tak ada kisah cinta yang mampu menyamai kisah cinta Layla dan Majnun.
Selamat membaca!
Read more »
Penulis: Nizami
Penerjemah: Nina Artanti Rudiyanto
Penyunting: Aning
192 hlm
ISBN: 979-878-045-0
Diterbitkan oleh: MedPress Digital 2012
PengantarPenerbit
Cinta sejati mampu menjelma menjadi kekuatan yang tak ada habis- nya. Cinta antara Qays dan Layla mampu membuktikannya, yang kemudian dikenal dengan kisah Layla dan Majnun. Kisah cinta abadi dari negeri Timur ini cukup termasyhur, hampir disamakan dengan kisah Romeo dan Juliet. Meski begitu, kisah ini lahir sebelum karya William Shakespeare itu tercipta.
Kisah cinta mengharukan yang dianggap nyata kebenaran peristiwa- nya ini awalnya tersebar dari satu orang kepada yang lain, sehingga terlahir ber- bagai versi dan varian. Baru pada abad ke-12 dituangkan kembali dalam bentuk tulisan oleh Nizami, seorang penyair dari Ganjavi (wilayah Azerbaijan). Versi ini yang paling dikenal orang, lalu menyebar ke wilayah lain sehingga sampai sekarang menjadi kisah saduran atau penceritaan kembali yang telah diterje- mahkan ke dalam berbagai bahasa.
Qays mencintai Layla dengan segenap jiwanya. Meski rasa cinta itu terhalang, namun laki-laki itu tak kenal menyerah atau memindahkan hatinya kepada gadis lain. Bahkan, ia terus memelihara rasa cintanya kepada Layla. Rasa cintanya yang terhalang itu membuat hidupnya tiba-tiba berubah. Ia berjalan tak tentu arah sambil mendendangkan lagu-lagu cintanya sambil me- neteskan air mata. Orang-orang yang berpapasan dengannya meneriakkan namanya, si “majnun”, ‘si orang gila’.
Cinta sejati adalah sesuatu yang nyata, dan api yang menjadi bahan bakarnya akan menyala selamanya, tanpa sebuah awalan dan tanpa sebuah akhiran….
api cinta sejati yang menyala di jiwanya bagaikan obor
yang terus menyala hingga akhir hayatnya.
Hanya Layla satu-satunya kekasih yang bertakhta dalam hatinya. Ia bertingkah bak seorang pemabuk, menangis, terisak, dan merintih. Bait demi bait terlantun dari hembusan napasnya. Jika datang kerinduan yang men- dalam, ia memanggil angin timur yang akan menyampaikan pesan untuk mawar merah pujaannya. Begitu besar cinta sejati yang dimilikinya, hingga angin pun bersahabat dengannya, hingga binatang-binatang buas di tempatnya berkelana pun mengasihi dan menjadi sahabat yang senantiasa menyertai langkahnya.
Majnun telah mengeluarkan seluruh daya dan upayanya untuk me- nunjukkan sikap cinta sejatinya kepada Layla. Namun, takdir tak berpihak. Akhirnya, cinta mereka bersatu dalam kematian.
Sepasang kekasih terbaring di makam ini,
Pada akhirnya bersatu dalam kegelapan kematian.
Begitu setia saat terpisah, benar-benar saling mencinta:
Satu hati, satu jiwa di surga.
Dengan mengenal tokoh Layla dan Majnun dalam kisah ini, kita akan tercerahkan bahwa perjuangan untuk meraih cinta yang abadi hanya bisa ditempuh dengan pengorbanan; darah, harta, pun kematian bukanlah sesuatu yang patut diperhitungkan.
Subhanallah, tak ada kisah cinta yang mampu menyamai kisah cinta Layla dan Majnun.
Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan penceritaan ulang dengan tujuan untuk mengenal dan menghayati secara mendalam kisah cinta klasik dari Negeri Timur yang tak akan lekang dimakan zaman. Pengungkapan- nya dengan bahasa yang sederhana membuat kisah ini mudah dipahami.
Selamat membaca!
Read more »
EmoticonEmoticon