Kamis, 02 Februari 2017

Ayo Kita Sambut Dan Sukseskan
Gerakan Tagar "2019 GANTI PRESIDEN"
Mari Selamatkan NKRI Tercinta Ini
Dari Makar Jahat Kaum Sepilis Atheis
Serta Intervensi Asing Dan Aseng

2. Nyala Api Cinta - Layla Majnun

Tags

2. Nyala Api Cinta

Buah Hati yang Sempurna- Layla Majnun
Api telah menyala dalam hati Qays dan Layla,
dan api itu saling menerangi satu sama lain.
Apakah yang mereka lakukan untuk memadamkan nyala api itu?
Tidak, mereka tidak memadamkan nyala api tersebut…

Karena menyadari perlunya pendidikan bagi sang anak, Sayyid mempekerjakan seorang terpelajar yang sangat terkenal sebagai guru. Pria ini menjadi kepercayaan banyak orang untuk mengajar keturunan se- luruh bangsawan Arab agar mereka mendapatkan kebijaksanaan serta ke- ahlian yang dibutuhkan untuk hidup di daerah gurun. Meskipun anak- anak ini takut pada guru mereka, namun mereka menyadari bahwa inilah saatnya mereka meletakkan seluruh mainan dan mulai membaca buku- buku pelajaran mereka dengan sungguh-sungguh.

Qays adalah anak yang rajin dan antusias menerima pelajaran. Ia tak membutuhkan waktu lama untuk dapat mengalahkan teman-teman- nya dalam setiap mata pelajaran, dan membuktikan bahwa ia adalah siswa terbaik yang pernah diajar oleh gurunya. Ia paling unggul dalam pelajaran membaca dan menulis. Begitu ia berbicara, entah dalam bentuk debat atau percakapan sederhana, bibirnya selalu melontarkan kalimat-kalimat bijak, dan sangatlah menyenangkan mendengarnya berbicara.

Namun tiba-tiba terjadilah sesuatu di luar dugaan. Teman-teman sekelas Qays merupakan keturunan bangsawan dari suku-suku yang ber- beda, termasuk juga teman-teman perempuannya. Suatu hari, seorang gadis bergabung dalam kelasnya. Gadis itu memiliki kecantikan yang luar biasa yang membuat Qays dan bocah-bocah lelaki lainnya langsung ter-
pukau.

Gadis itu bernama Layla, diambil dari kata Arab ‘layl’ yang ber- arti ‘malam’. Sesuai dengan namanya, rambutnya hitam legam dan di balik rambutnya, wajahnya memancarkan kecantikan yang luar biasa. Matanya berwarna gelap, dalam dan bersinar, bak mata rusa, dan hanya dengan satu kejapan bulu matanya, ia dapat meruntuhkan dunia. Bibir mungilnya hanya terbuka untuk mengucapkan kata-kata manis, dan ketika yang lainnya membalas perkataannya – entah dengan kata-kata maupun senyuman – ia akan terlihat malu-malu, kedua pipinya akan merona merah seolah-olah mawar merah bermekaran pada pipinya yang berwarna putih susu.

Bahkan hati yang sedingin es pun akan meleleh tatkala meman- dang keindahan gadis ini, namun perasaan Qays muda jauh lebih dalam dibandingkan dengan teman-temannya. Ia telah tenggelam dalam lautan cinta bahkan sebelum ia mengenal arti cinta yang sesungguhnya. Ia telah memberikan hatinya kepada sang gadis bahkan sebelum ia menyadari apa sebenarnya yang ia berikan. Namun Qays tidak sendirian karena Layla pun merasakan hal yang sama. Api telah menyala dalam kedua hati me- reka, dan api itu saling menerangi satu sama lain. Apakah yang mereka lakukan untuk memadamkan nyala api itu? Tidak, mereka tidak mema- damkan nyala api tersebut. Mereka hanyalah anak-anak, dan anak-anak hanya dapat menerima apa yang mendatangi mereka tanpa banyak ber- tanya. Cinta ibarat sang pembawa anggur yang menuangkan minuman di gelas-gelas hingga meluap, dan anak-anak itu meminum apapun yang dituangkan untuk mereka. Dan tentu saja hal itu membuat mereka mabuk kepayang, karena mereka tak menyadari betapa kuatnya minuman itu sebenarnya. Rasa mabuk yang pertama kali dialami selalu menjadi yang terhebat. Jatuh yang mereka rasakan untuk pertama kali selalu menjadi pengalaman yang terberat. Dan patah hati yang dirasakan untuk pertama kali selalu menjadi yang paling menyakitkan.

Dan begitulah, mereka melangkah jauh dengan perasaan itu hingga terlambat untuk kembali lagi, dipesonakan oleh sebuah kekuatan yang asal-usulnya tak mereka ketahui dan kekuatan itu terlalu hebat untuk dapat mereka lawan. Mereka telah meminum habis gelas berisi- kan minuman cinta siang dan malam, dan semakin banyak yang mereka minum, semakin kuat ketertarikan mereka satu sama lainnya. Mata me- reka menjadi buta dan telinga mereka menjadi tuli di sekolah dan di du- nia yang berada di luar kelas mereka. Qays dan Layla telah kehilangan diri mereka……..dan akhirnya saling menemukan.

Buah Hati yang Sempurna- Layla Majnun
Bagi Qays, Layla bak matahari, yang merambat naik di langit hatinya dengan keindahan
dan sinar yang tak ada bandingannya. Hari demi hari, cahaya yang dipancarkan Layla semakin terang, menerangi tak hanya dunia Qays namun juga dunia mereka-mereka yang beruntung
dapat berjumpa dengannya.


Read more »


EmoticonEmoticon