Anugerah Allah kepada Yusuf berupa ketampanan yang menakjubkan. Zulaihah melihat ketampanan anak angkatnya itu menjadi terpesona. Hingga bergetar hatinya. Naluri kewanitaannya membara.
Setiap saat istri Aziz, seorang menteri raja Mesir, hatinya berdebar-debar memikirkan bagaimana caranya untuk menyampaikan rasa cintanya kepada Yusuf.
Pada Suatu hari, ketika Yusuf berada di dalam rumah dan Aziz sedang menghadap raja Mesir, Zulaihah menggunakan kesempatan itu untuk menggoda dan merayu Yusuf, agar mau membalas cintanya. Setelah wanita itu menutup semua pintu, mulailah ia memperlihatkan keindahan-keindahan tubuhnya kepada Yusuf.
"Kemarilah, mendekat padaku, seluruh jiwa ragaku telah kusiapkan untukmu," kata Zulaihah.
Sejenak tergoda hati Yusuf melihat kemolekan tubuh Zulaihah, akan tetapi segera ia dapat menguasai dirinya.
"Aku berlindung kepada Allah dari perbuatan dosa. Bagaimana mungkin aku akan melakukan perbuatan itu, sedang suamimu, Aziz adalah tuanku yang telah memuliakan dan berbuat baik kepadaku. Tidaklah patut sama sekali jika suatu kebaikan dibalas dengan pengkhianatan," jawab Yusuf menghindarkan diri.
Akan tetapi hati Zulaihah telah menjadi buta, sehingga ia tidak menghiraukan lagi ucapan Yusuf. Keinginannya tetap membara, dan Zulaihah menarik tubuh Yusuf agar mendekatinya. Jika Yusuf tidak mengetahui cahaya Allah yang dapat dijadikan perlindungan dirinya, pasti ia pun akan menuruti nafsunya.
Tatkala Zulaihah menariknya, Yusuf berusaha melepaskan diri dan lari menghampiri pintu keluar, wanita itu pun segera mengejar dan menarik baju Yusuf dari belakang, maka robeklah baju Yusuf.
Tetapi Yusuf tetap berusaha untuk bisa keluar dari ruangan itu. Begitu pintu terbuka, Aziz telah berdiri di muka pintu. Zulaihah dengan cepat menghampiri suaminya dan menuduh Yusuf akan melakukan perbuatan tak senonoh terhadap dirinya. Ia menuntut agar Yusuf diseret ke dalam penjara.
"Apa pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan istrimu, selain dihukum dengan adzab yang pedih kata Zulaihah kepada suaminya.
Akan tetapi Yusuf menyangkal semua tuduhan itu.
"Sebenarnya dialah yang mencoba mengkhianati Anda sebagai suaminya," jawab Yusuf.
Ketika terjadi saling tuduh antara Zulaihah dan Yusuf, seorang saksi dalam rumah keluarga itu memberi kesaksian.
"Jika baju Yusuf koyak di bagian muka, maka Zulaihah yang benar, dan Yusuf yang berdusta. Dan, sebaliknya, jika baju Yusuf yang koyak bagian belakangnya, maka Zulaihah yang berdusta dan Yusuf yang benar."
Ketika Aziz melihat baju Yusuf koyak bagian belakangnya, ia berkata kepada istrinya.
"Sesungguhnya kejadian ini adalah tipu dayamu, ini adalah tindakan makar seorang istri terhadap suaminya."
Akan tetapi, Aziz lebih suka menyimpan peristiwa cemar itu.
"Lupakanlah peristiwa yang telah terlanjur terjadi dan rahasiakanlah," katanya kepada Yusuf.
"Mintalah ampun pada Tuhanmu atas dosa yang telah kau lakukan itu, dan bertaubatlah kepada-NYA karena engkau termasuk orang-orang yang berdosa," katanya lagi kepada istrinya.
Peristiwa itu akhirnya tersebar dengan cepat di kalangan kaum wanita di kota itu. Mereka mengatakan, bahwa istri Aziz terpikat dengan hambanya dan merayu untuk menuruti kemauannya. Karena cintanya yang sudah membara sehingga melakukan perbutan yang sesat dan berdosa.
Gunjingan para wanita itu akhirnya sampai ke telinga Zulaihah, perempuan itu menjadi geram karena malu. Namun, ia berencana untuk membalas semuanya itu.
Pada suatu hari, Zulaihah mengundang para wanita di kota itu untuk suatu jamuan makan. Ia menyediakan banyak tempat duduk para tamu. Untuk lebih menyemarakkan dan memuliakan mereka menurut adat kebiasaan orang-orang terhormat.
Setelah semua tamu yang semuanya wanita itu duduk di tempat yang disediakan, Zulaihah menyuruh pelayan-pelayannya menghidangkan makanan. Masing-masing tamu diberi sebuah pisau yang biasa dipergunakan untuk memotong daging atau buah-buahan.
Kemudian mulailah para tamu menikmati hidangan itu dengan rasa gembira, saling bicara dan tertawa. Tiba-tiba Zulaihah menyuruh Yusuf untuk keluar ke ruang jamuan makan itu. Melihat Yusuf, semua tamu wanita itu tercengang penuh kekaguman menyaksikan ketampanan pemuda itu, sehingga mereka tak sadar telah mengerat-ngerat jari tangannya sendiri ketika memotong makanan dan buah-buahan sambil mengagumi ketampananYusuf.
"Apakah dia itu manusia, kami kira dia adalah seorang malaikat yang mulia. Jika dilihat ketampanan dan kesempurnaannya," gumam mereka.
Ketika Zulaihah mengetahui bahwa seluruh wanita yang diundangnya itu mangagumi Yusuf seperti dirinya, ia merasa bangga dan puas.
"Inilah pemuda yang kalian gunjingkan karena aku mencintainya. Ternyata kalian juga mengagumi ketampanannya, sehingga kalian tak sadar telah melakukan perbuatan yang menyakiti diri kalian sendiri. Dan inilah pemuda yang telah aku rayu, tetapi dia menolak. Dan aku bersumpah di hadapan kalian, seandainya dia tidak menuruti apa yang aku perintahkan, pasti sudah kupenjarakan, agar ia menjadi orang yang terhina," kata Zulaihah.
Menyadari apa yang telah dilakukan, semua wanita undangan itu menjadi tersipu malu. Mereka memaklumi apa yang telah dilakukan Zulaihah, karena Yusuf benar-benar seorang pemuda yang sangat tampan.
Sementara itu, Ketika Yusuf mendengar ancaman Zulaihah, ia tidak menjadi gentar dan kemudian mengadu kepada Tuhan.
"Ya Allah, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakannya untuk melakukan perbuatan maksiat. Dan jika tidak Engkau hindarkan aku dari tipu daya kecantikan mereka, tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh."
Karena gunjingan antara Zulaihah dan Yusuf semakin tersebar ke seluruh pelosok kota, Aziz dan istrinya berpendapat bahwa mereka tidak bisa menghindari gunjingan negatif masyarakat, dan mulut mereka tidak bisa dibungkam kecuali dengan jalan menjebloskan Yusuf ke dalam penjara dengan tuduhan bahwa Yusuf yang mencoba mengajak Zulaihah berbuat zina. Meskipun dengan jelas bahwa Yusuf tidak melakukan perbuatan itu.
Dan akhirnya Yusuf benar-benar dipenjara. Allah telah mengabulkan do'anya dan dihindarkan dari perbuatan maksiat. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar do'a yang pasrah.
Sumber:
Buku 30 Dongeng Sebelum Tidur Untuk Anak Muslim.
Penyusun :Kidh Hidayat
Ilustrasi : Ir. Anam
Penerbit: Mitra Ummat, Surabaya
Setiap saat istri Aziz, seorang menteri raja Mesir, hatinya berdebar-debar memikirkan bagaimana caranya untuk menyampaikan rasa cintanya kepada Yusuf.
Pada Suatu hari, ketika Yusuf berada di dalam rumah dan Aziz sedang menghadap raja Mesir, Zulaihah menggunakan kesempatan itu untuk menggoda dan merayu Yusuf, agar mau membalas cintanya. Setelah wanita itu menutup semua pintu, mulailah ia memperlihatkan keindahan-keindahan tubuhnya kepada Yusuf.
"Kemarilah, mendekat padaku, seluruh jiwa ragaku telah kusiapkan untukmu," kata Zulaihah.
Sejenak tergoda hati Yusuf melihat kemolekan tubuh Zulaihah, akan tetapi segera ia dapat menguasai dirinya.
"Aku berlindung kepada Allah dari perbuatan dosa. Bagaimana mungkin aku akan melakukan perbuatan itu, sedang suamimu, Aziz adalah tuanku yang telah memuliakan dan berbuat baik kepadaku. Tidaklah patut sama sekali jika suatu kebaikan dibalas dengan pengkhianatan," jawab Yusuf menghindarkan diri.
Akan tetapi hati Zulaihah telah menjadi buta, sehingga ia tidak menghiraukan lagi ucapan Yusuf. Keinginannya tetap membara, dan Zulaihah menarik tubuh Yusuf agar mendekatinya. Jika Yusuf tidak mengetahui cahaya Allah yang dapat dijadikan perlindungan dirinya, pasti ia pun akan menuruti nafsunya.
Tatkala Zulaihah menariknya, Yusuf berusaha melepaskan diri dan lari menghampiri pintu keluar, wanita itu pun segera mengejar dan menarik baju Yusuf dari belakang, maka robeklah baju Yusuf.
Tetapi Yusuf tetap berusaha untuk bisa keluar dari ruangan itu. Begitu pintu terbuka, Aziz telah berdiri di muka pintu. Zulaihah dengan cepat menghampiri suaminya dan menuduh Yusuf akan melakukan perbuatan tak senonoh terhadap dirinya. Ia menuntut agar Yusuf diseret ke dalam penjara.
"Apa pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan istrimu, selain dihukum dengan adzab yang pedih kata Zulaihah kepada suaminya.
Akan tetapi Yusuf menyangkal semua tuduhan itu.
"Sebenarnya dialah yang mencoba mengkhianati Anda sebagai suaminya," jawab Yusuf.
Ketika terjadi saling tuduh antara Zulaihah dan Yusuf, seorang saksi dalam rumah keluarga itu memberi kesaksian.
"Jika baju Yusuf koyak di bagian muka, maka Zulaihah yang benar, dan Yusuf yang berdusta. Dan, sebaliknya, jika baju Yusuf yang koyak bagian belakangnya, maka Zulaihah yang berdusta dan Yusuf yang benar."
Ketika Aziz melihat baju Yusuf koyak bagian belakangnya, ia berkata kepada istrinya.
"Sesungguhnya kejadian ini adalah tipu dayamu, ini adalah tindakan makar seorang istri terhadap suaminya."
Akan tetapi, Aziz lebih suka menyimpan peristiwa cemar itu.
"Lupakanlah peristiwa yang telah terlanjur terjadi dan rahasiakanlah," katanya kepada Yusuf.
"Mintalah ampun pada Tuhanmu atas dosa yang telah kau lakukan itu, dan bertaubatlah kepada-NYA karena engkau termasuk orang-orang yang berdosa," katanya lagi kepada istrinya.
Peristiwa itu akhirnya tersebar dengan cepat di kalangan kaum wanita di kota itu. Mereka mengatakan, bahwa istri Aziz terpikat dengan hambanya dan merayu untuk menuruti kemauannya. Karena cintanya yang sudah membara sehingga melakukan perbutan yang sesat dan berdosa.
Gunjingan para wanita itu akhirnya sampai ke telinga Zulaihah, perempuan itu menjadi geram karena malu. Namun, ia berencana untuk membalas semuanya itu.
Pada suatu hari, Zulaihah mengundang para wanita di kota itu untuk suatu jamuan makan. Ia menyediakan banyak tempat duduk para tamu. Untuk lebih menyemarakkan dan memuliakan mereka menurut adat kebiasaan orang-orang terhormat.
Setelah semua tamu yang semuanya wanita itu duduk di tempat yang disediakan, Zulaihah menyuruh pelayan-pelayannya menghidangkan makanan. Masing-masing tamu diberi sebuah pisau yang biasa dipergunakan untuk memotong daging atau buah-buahan.
Kemudian mulailah para tamu menikmati hidangan itu dengan rasa gembira, saling bicara dan tertawa. Tiba-tiba Zulaihah menyuruh Yusuf untuk keluar ke ruang jamuan makan itu. Melihat Yusuf, semua tamu wanita itu tercengang penuh kekaguman menyaksikan ketampanan pemuda itu, sehingga mereka tak sadar telah mengerat-ngerat jari tangannya sendiri ketika memotong makanan dan buah-buahan sambil mengagumi ketampananYusuf.
"Apakah dia itu manusia, kami kira dia adalah seorang malaikat yang mulia. Jika dilihat ketampanan dan kesempurnaannya," gumam mereka.
Ketika Zulaihah mengetahui bahwa seluruh wanita yang diundangnya itu mangagumi Yusuf seperti dirinya, ia merasa bangga dan puas.
"Inilah pemuda yang kalian gunjingkan karena aku mencintainya. Ternyata kalian juga mengagumi ketampanannya, sehingga kalian tak sadar telah melakukan perbuatan yang menyakiti diri kalian sendiri. Dan inilah pemuda yang telah aku rayu, tetapi dia menolak. Dan aku bersumpah di hadapan kalian, seandainya dia tidak menuruti apa yang aku perintahkan, pasti sudah kupenjarakan, agar ia menjadi orang yang terhina," kata Zulaihah.
Menyadari apa yang telah dilakukan, semua wanita undangan itu menjadi tersipu malu. Mereka memaklumi apa yang telah dilakukan Zulaihah, karena Yusuf benar-benar seorang pemuda yang sangat tampan.
Sementara itu, Ketika Yusuf mendengar ancaman Zulaihah, ia tidak menjadi gentar dan kemudian mengadu kepada Tuhan.
"Ya Allah, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakannya untuk melakukan perbuatan maksiat. Dan jika tidak Engkau hindarkan aku dari tipu daya kecantikan mereka, tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh."
Karena gunjingan antara Zulaihah dan Yusuf semakin tersebar ke seluruh pelosok kota, Aziz dan istrinya berpendapat bahwa mereka tidak bisa menghindari gunjingan negatif masyarakat, dan mulut mereka tidak bisa dibungkam kecuali dengan jalan menjebloskan Yusuf ke dalam penjara dengan tuduhan bahwa Yusuf yang mencoba mengajak Zulaihah berbuat zina. Meskipun dengan jelas bahwa Yusuf tidak melakukan perbuatan itu.
Dan akhirnya Yusuf benar-benar dipenjara. Allah telah mengabulkan do'anya dan dihindarkan dari perbuatan maksiat. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar do'a yang pasrah.
Sumber:
Buku 30 Dongeng Sebelum Tidur Untuk Anak Muslim.
Penyusun :Kidh Hidayat
Ilustrasi : Ir. Anam
Penerbit: Mitra Ummat, Surabaya
EmoticonEmoticon