Fishfinder(Netsonde)
adalah alat dengan frekwensi tinggi yang digunakan untuk mencari kumpulan ikan
Alat pencari ikan tersebut menggunakan gelombang suara untuk melihat benda di bawah air.
Cara bekerjanya adalah dengan mentransmisikan gelombang suara ke dasar laut dan menerima gema dari dasar laut tersebut atau intervensi dari kumpulan ikan. Alat ini dapat mengetahui jarak keberadaan ikan dari kapal. Terdapat dua jenis alat yang digunakan untuk mencari kumpulan ikan, salah satunya adalah eco sounder (sonar) yang langsung menunjukkan kedalaman air dan keberadaan ikan. Penggunaan sonar yang lebih kompleks memungkinkan sinyal dikirimkan ke segala arah, meliputi area yang lebih luas. Dengan begitu dapat memberikan lokasi yang lebih luas terkait keberadaan kumpulan ikan.Dengan alat pencari ikan ini dapat memaksimalkan kegiatan melautnya. Selain digunakan untuk sektor komersial, alat ini juga digunakan bagi mereka yang ingin melakukan kegiatan mamancing dengan santai.
Recent Posts :
Jumat, 27 Januari 2017
Fishfinder-GPS
Prinsip kerja dari fish finder yaitu gelombang suara berfrekuensi antara 15 kHz sampai 455 kHz dipancarkan tranduser dipantulkan oleh dasar perairan kemudian ditangkap kembali oleh transduser.
Fish finder ialah perangkat elektronik yang bekerja dengan cara memancarkan gelombang ultrasonik dan menangkap kembali pantulannya. Perangkat fish finder yang digunakan untuk memancarkan gelombang dan menangkap gelombang kembali disebut dengan nama tranduser.
Proses gelombang pantulan yang berulang-ulang itu ditangkap tranduser kemudian diterjemahkan dalam monitor dalam Play Spiderman Players love jackpot payouts. bentuk titik-titik sehingga menimbulkan gambar topografi dasar perairan.
Dari hasil pembacaan gambar topografi itulah akhirnya kita bisa membedakan kekerasan dari topografi struktur dasar perairan. Biasanya bila keadaan dasar perairan benda yang keras maka warna di monitor gambarnya lebih pekat. Sebaliknya jika topografi lembek maka gambar di monitor pun tidak pekat.
Jadi bila topograf dasar perairan keras bisa diasumsikan bahwa dasar berupa karang. Demikian juga bila dimonitor fish finder gambarnya tidak pekat warnanya maka sering kita terjemahkan dengan lumpur. Selain itu rata tidaknya topografi dasar perairan bisa di ketahui melalui fish finder. Untuk mengetahui itu semua merupakan penyimpulan titik hasil pembacaan fish finder.
Untuk bisa mengetahui apakah topografi itu berupa karang luas, tandes atau rumpon, tentu saja diperlukan jam terbang yang tinggi. Artinya si pemakai fish finder harus hafal betul gambar-gambar yang ditampilkan oleh monitor fish finder.
GPS
singkatan dari Global Positioning System, sistem navigasi berbasis satelit yang dapat memandu pemakainya di mana pun mereka berada di muka bumi ini selama mereka dapat menatap langit. Perangkat GPS memberikan informasi yang akurat terhadap lintang, bujur, ketinggian, dan waktu atom sehingga kita dapat mengetahui koordinat setiap area di muka bumi ini, mengetahui arah kita bergerak, mengetahui kecepatan kita bergerak, dan sebagainya dalam segala cuaca, siang maupun malam, tanpa henti. Menakjubkan! Apalagi semua informasi tersebut ternyata bisa diperoleh tanpa biaya, kecuali biaya membeli perangkat GPS dan peta digitalnya.
Dengan muncul teknologi GPS, manusia melakukan navigasi dengan bantuan landmark (tanda-tanda fisik sekitar lokasi) atau menghitung berdasarkan posisi Bintang, Bulan, dan Matahari. Dengan hadirnya GPS, maka pertanyaan "di mana kita saat ini?" atau "ke mana kita harus menuju?" dapat dijawab dengan cepat dan mudah.Sejarah GPS dimulai dari awal tahun 1960-an saat Departemen Pertahanan (Dephan) Amerika Serikat merasa perlu memiliki sistem navigasi yang akurat, dapat berfungsi secara global, dalam segala cuaca, dan tersedia setiap saat. Berbagai pendekatan dan teknologi diuji coba sampai akhirnya pada akhir tahun 1973 Dephan AS menyetujui pelaksanaan uji coba satelit Navstar yang menjadi generasi pertama dari satelit GPS.
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon