Jumat, 06 Januari 2017

Ayo Kita Sambut Dan Sukseskan
Gerakan Tagar "2019 GANTI PRESIDEN"
Mari Selamatkan NKRI Tercinta Ini
Dari Makar Jahat Kaum Sepilis Atheis
Serta Intervensi Asing Dan Aseng

Abu Nawas, Mengecoh Gajah

abu nawas, mengecoh gajah
Abu Nawas sedang berjalan-jalan santai. Ada kerumunan Massa. Abu Nawas bertanya kepada seorang kawan yang kebetulan berjumpa di tengah jalan.

"Ada kerumunan apa di sana?" Tanya Abu Nawas.

"Pertunjukan keliling yang melibatkan gajah ajaib."

"Apa maksudmu dengan gajah ajaib?" kata Abu Nawas ingin tahu.

"Gajah yang bisa mengerti bahasa manusia, dan yang lebih menakjubkan adalah gajah itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya." kata kawan Abu Nawas menambahkan.

Abu Nawas makin tertarik. Ia tidak tahan untuk menyaksikan kecerdikan dan keajaiban binatang raksasa itu.

Kini, Abu Nawas sudah berada di tengah kerumunan para penonton. Karena begitu banyak penonton yang menyaksikan pertunjukan itu, sang pemilik gajah dengan bangga menawarkan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja yang sanggup membuat gajah itu mengangguk-angguk.

Tidak heran bila banyak diantara penonton mencoba maju satu persatu. Mereka berupaya dengan cara untuk membuat gajah itu mengangguk-angguk, tetapi sia-sia. Gajah itu tetap menggeleng-gelengkan kepala.

Melihat kegigihan gajah itu. Abu Nawas semakin penasaran. Hingga ia maju untuk mencoba. Setelah berhadapan dengan binatang itu. Abu Nawas bertanya;
" Tahukah engkau siapa aku?" Gajah itu menggeleng.

"Apakah engkau tidak takut kepadaku?" tanya Abu Nawas lagi. Namun Gajah itu tetap menggeleng.

"Apakah engkau takut kepada tuanmu?" tanya Abu Nawas memancing. Gajah itu mulai ragu.

"Bila engkau tetap diam, maka akan aku laporkan kepada tuanmu." lanjut Abu Nawas mulai mengancam. Akhirnya Gajah itu terpaksa mengangguk-angguk.

Atas keberhasilan Abu Nawas membuat Gajah itu mengangguk-angguk, maka ia mendapat hadiah berupa uang yang banyak. Bukan main marah pemilik Gajah itu hingga ia memukuli binatang yang malang itu. Pemilik gajah itu malu bukan kepalang.

Hari berikutnya, ia ingin menebus kekalahannya. Kali ini ia melatih gajahnya mengangguk-angguk. Bahkan ia mengancam akan menghukum berat gajahnya bila sampai bisa dipancing penonton untuk menggeleng-gelengkan kepala, terutama oleh Abu Nawas. Tak peduli apapun pertanyaan yang diajukan.

Saat-saat yang dinantikan tiba. Kini para penonton yang ingin mencoba, harus sanggup membuat gajah itu menggeleng-gelengkan kepala. Maka, seperti hari sebelumnya, banyak penonton tidak sanggup memaksa gajah itu menggeleng-gelengkan kepala. Setelah tidak ada lagi yang ingin mencobanya, Abu Nawas maju. Ia mengulang-ngulang pertanyaan yang sama.

"Tahukah engkau siapa daku?" Gajah itu mengangguk.

"Apakah engkau tidak takut kepadaku?" Gajah itu tetap mengangguk.

"Apakah engkau tidak takut kepada tuanmu?" pancing Abu Nawas. Gajah itu tetap mengangguk karena binatang itu lebih takut terhadap ancaman tuannya daripada Abu Nawas.

Akhirnya Abu Nawas mengeluarkan bungkusan kecil berisi balsem super panas.

"Tahukah engkau apa guna balsem ini?" Gajah itu tetap mengangguk.

"Baiklah, bolehkah kugosok selangkangmu dengan balsem?" Gajah itu mengangguk.

Lalu Abu Nawas menggosok selangkang binatang itu. Tentu saja gajah itu merasa agak kepanasan dan mulai panik.

Kemudian Abu Nawas mengeluarkan bungkusan yang cukup besar. Bungkusan ini juga berisi balsem.

"Maukah engkau bila balsem ini kuhabiskan untuk menggosok selangkangmu?" Abu Nawas mulai mengancam. Gajah itu mulai ketakutan. Dan rupanya ia lupa ancaman tuannya, sehingga ia terpaksa menggeleng-gelengkan kepala sambil mundur beberapa langkah.

Abu Nawas dengan kecerdikan dan akalnya yang licin mampu memenangkan sayembara meruntuhkan kegigihan gajah yang dianggap cerdik.

Ah, Jangankan seekor gajah, manusia paling pandai saja bisa dikecoh Abu Nawas!!

Sumber: Buku Dongeng Putri Salju 
Diceritakan kembali oleh: Yustitia Angelia
Ilustrasi: Ir. Anam
Penerbit: Bintang Indonesia, Jakarta


EmoticonEmoticon