Minggu, 27 November 2016

Ayo Kita Sambut Dan Sukseskan
Gerakan Tagar "2019 GANTI PRESIDEN"
Mari Selamatkan NKRI Tercinta Ini
Dari Makar Jahat Kaum Sepilis Atheis
Serta Intervensi Asing Dan Aseng

Gilky si Baju Dekil

istana kartun
Di sebuah istana yang indah. hiduplah seorang gadis bernama Gilky. Sekalipun tinggal di istana, ia bukanlah seorang putri. Gilky hanyalah pelayan yang miskin. Ia setiap hari membersihkan kaca-kaca hingga sebening air, di kamar para putri. Mengepel lantai hingga mengkilap. Juga, mencuci gaun-gaun para putri hingga bersih dan seharum bunga di taman.

Gilky hanya memiliki baju-baju lama yang sudah usang. Karena itulah, ia dijuluki si Baju Dekil. Walaupun begitu, Gilky selalu bersemangat. Tiap malam, saat semua sedang terlelap, ia selalu mengepel lantai istana sambil menari-nari dengan ceria. Ia sudah lama bermimpi ingin menjadi penari. Karena itulah, ia sangat senang ketika istana mengadakan lomba menari.

Lomba itu terbuka untuk umum. Rakyat biasa atau pun pelayan bisa ikut. Tetapi, Gilky tetap tidak bisa ikut. Sebab, syarat utama lomba itu adalah harus mengenakan gaun yang indah. Sedangkan Gilky, seperti julukannya, hanya memiliki baju-baju yang dekil.

Walaupun begitu, Gilky tidak putus asa. Ia rajin menabung dan mencari pekerjaan tambahan di saat libur bekerja di istana.

Satu hari menjelang lomba, Gilky bermimpi bertemu peri. "Gilky, pergilah ke hutan hijau. Kau akan menemukan sebuah peti harta karun di bawah pohon raksasa. Isinya, sehelai gaun indah," kata peri itu di dalam mimpi.

Ketika terbangun, Gilky pun pergi ke hutan hijau. Alangkah senangnya ia saat menemukan sebuah kotak harta karun. Tetapi ternyata, tak ada gaun yang indah di dalamnya. Kotak itu kosong.

Ah, itu memang hanya mimpi, pikir Gilky sedih. Esok hari lomba menari akan berlangsung. Namun uang Gilky belum cukup untuk membeli gaun yang bagus. Tetapi, Gilky tetap bersemangat. Hari masih siang. Gilky bertekad untuk bekerja keras sampai malam nanti.

Di tengah perjalanan, ia melihat seorang ibu tua berwajah muram. Ibu itu duduk di depan rumahnya.
"Mengapa sedih, Nyonya?" sapa Gilky.

"Aku harus menghias pesanan gaun untuk beberapa putri bangsawan saat lomba menari besok. Tetapi aku terjatuh. Kaki dan tanganku terkilir. Maukah kau menolongku menyelesaikan hiasan renda-rendanya?"tanya ibu tua itu.

"Tentu saja," ucap Gilky tulus.

Ia pun masuk ke rumah ibu tua itu dan membantu memasang renda-renda. Menjelang sore, barulah tugas Gilky selesai.

"Maukah kau menolongku sekali lagi? Ada gaun biru yang harus kuhias juga,"ujar ibu tua itu.

Gilky tidak keberatan. Ia membantu memasang manik-manik berkilauan di sebuah gaun biru yang sangat indah. Karena harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti, pekerjaan itu selesai saat malam hari.

Ibu tua itu lalu memberi Gilky sejumlah uang atas bantuan Gilky. Gilky pulang dengan hati riang, karena uang itu cukup untuk membeli gaun baru. Namun sayangnya, karena malam sudah larut, semua toko telah tutup.
"Kalau begitu, aku akan membeli gaun besok pagi," gumamnya.

Sayang, rencananya gagal. Setelah selesai membersihkan istana, para putri terus menerus meminta bantuannya untuk mempersiapkan berbagai hal. Ya, mereka semua, kan, mengikuti kontes menari. Gilky akhirnya memberanikan diri meminta ijin untuk membeli gaun.

"Kau ini, kan, si Baju Dekil. Kau tidak akan mampu membeli gaun yang indah. Lagi pula, tak ada satu toko pun yang buka. Semua orang pergi ke istana untuk menonton kontes ini."

Ah! Betapa sedihnya Gilky. Ia pergi ke taman istana yang sepi setelah semua orang pergi  ke aula.

Di sana, Gilky menghibur diri sendiri dengan menari. Seiring tariannya burung-burung berciap-ciap seolah sedang bernyanyi. Angin menggesek-gesekkan dedaunan hingga terdengar bagai alat musik yang merdu.

Tanpa ia sadari, bunyi-bunyian indah itu terdengar sampai ke aula istana. Semua orang berdatangan ke taman. Sekalipun Gilky masih memakai gaunnya yang dekil, semua orang mengakui kalau tarian Gilky begitu indah.
Para putri kaget karena melihat Gilky si Baju Dekil bisa menari dengan sangat bagus. Beberapa mencibir, tetapi banyak juga yang mengakui kehebatan Gilky.
Gilky kemudian menerima penghargaan sebagai Penari Berbakat. Dan alangkah terkejutnya ia, saat diberi hadiah sebuah gaun biru dengan renda dan manik-manik berkilauan. Persis seperti yang kemarin ada di rumah si Ibu tua.

Oh, Gilky begitu terharu. Ini benar-benar keajaiban, bisiknya di dalam hati.

Oleh Nina S
Sumber: Majalah Bobo Edisi 39 Terbit 2 Januari 2014




EmoticonEmoticon