Ellete adalah kurcaci imut dan lucu, Semua kurcaci yang baru bertemu dengan Ellete, Langsung menyukainya. Mereka tak bosan melihat wajah Ellete yang cantik. Sayang, saat ini, Ellete sedang iri. Ini gara-gara perhatian teman-temannya beralih pada sepatu baru milik Fay.
Ellete sangat ingin punya sepatu baru seperti Fay. Sayangnya, keinginannya itu tak bisa tercapai.
Menurut peraturan keluarga, Ellete boleh membeli sepatu baru jika sepatu lama sudah sempit, rusak atau hilang. Sedangkan sepatu Ellete masih bagus-bagus.
Ellete pergi ke taman bermain. Ia melepas sepatunya saat masuk ke kolam bola. Ia mandi bola sampai lupa waktu. Lalu dengan sengaja, ia pulang tanpa menggenakan sepatu.
"Ibu! Sepatuku hilang saat mandi bola," rengek Ellete begitu tiba dirumah, Ibu tergopoh-gopoh menghampirinya.
"Tenanglah! Kita cari dulu sampai ketemu. Kalau benar-benar hilang, kita ajak ayah untuk membeli sepatu yang baru," hibur Ibu. Ellete langsung tersenyum ceria.
Sore hari, Ellete terlihat segar. Ia berharap akan ke toko sepatu bersama Ayah.
Tiba-tiba, terdengar ketukan di pintu depan.
"Wah, Pak Gnomeo! sambut Ibu.
Pak Gnomeo itu penjaga taman bermain. Ia datang sambil mengacungkan sepatu Ellete di tangannya," Hohooo....Saya mengantar sepatu Ellete yang tertinggal di taman bermain." Pak Gnomeo menyerahkan sepatu mungil yang lucu itu pada Ibu Ellete." Saya menemukan ini di semak-semak saat sedang membereskan taman."
Sepatu Ellete terbuat dari karet yang lentur. Modelnya unik dan lucu. Semua orangdi Negeri Kurcaci mengenalnya. Dimanapun mereka menemukannya, pasti akan segera mengembalikan pada Ellete.
Ellete langsung terlihat muram begitu pak Gnomeo berlalu.
"Ayo Ellete, kenakan lagi sepatumu!" Ibu menyorongkan sepatu itu ke hadapan Ellete. Dengan berat hati, Ellete mengenakannya lagi.
Esoknya, Ellete bermain di tepi danau. Ia mengajak Felik dan Simon bermain rakit. Saat asyik bermain, diam-diam Ellete menghayutkan sebelah sepatunya." Aduuh, sepatuku lepas sebelah!" seru Ellete.
Felix dan Simon kebingungan. Mereka tidak bisa menemukan sepatu Ellete yang hanyut. Ellete pulang tanpa alas kaki. Sebelah sepatunya ia tenteng untuk diperlihatkan kepada Ibu.
"Kenapa lagi Ellete?" tanya Ibu yang sedang menyapu.
"Sepatu kiriku hanyut, Bu." Ellete mengangkat sebelah sepatunya.
"Ya sudah. Sebelah lagi, simpan di rak sepatu,"saran Ibu.
"Nanti sore belikan sepatu baru, ya, Bu!" bujuk Ellete.
"Iya. Kita tunggu ayahmu pulang," jawab Ibu.
Sorenya harinya, Ellete bersiap pergi ke toko sepatu. Ia duduk di beranda menunggu ayahnya pulang.
"Halo, Ellete!" Tiba-tiba, Paman Aeris berdiri di hadapannya.
"Hai, Paman!" sambut Ellete setengah kaget. Ellete terbelalak saat Paman Aeris mengacungkan sebelah sepatunya dengan riang." Sepatu ini tersangkut di jaring, saat Paman mencari ikan!" Paman Aeris memang terbiasa menjaring ikan di tepi danau. Kini, Ia menemukan sepatu Ellete di jaringnya. Paman Aeris membersihkannya hingga mengkilap, dan mengantarkannya pada Ellete.
Mendengar suara lain di beranda, Ibu segera keluar. " Ada apa gerangan, Ellete?" Ibu terlihat berseri-seri begitu melihat sepatu kiri Ellete. "Hooo sepatu itu?"
"Ya, sepatu ini tersangkut di jaring saya," jelas Paman Aeris. Ibu langsung meraih sepatu Ellete dan berterima kasih.
"Hmm...gagal lagi," keluh Ellete dalam hati.Berhari-hari, Ellete tidak berusaha menghilangkan sepatunya. Hingga ia menemukan ide untuk melempar sebelah sepatu ke atap rumah batu nenek penumbuk padi. Tetapi, Ellete bingung memikirkan alasan pada Ibu, jika ada yang menemukan sepatunya lagi.
Esoknya, Ellete tetap pergi ke halaman rumah nenek penumbuk padi. Ia ingin tahu, apakah rencananya bisa ia jalankan. Di sana, Ellete bertemu Vio, cucu nenek penumbuk padi. Ellete pun bermain dengan Vio. Saat bermain, Vio terus-terusan memuji sepatu Ellete. Bahkan Vio Bilang, ia ingin memilikinya.
"Kenapa tidak?" pikir Ellete. Hampir saja Ellete memberikan sepatunya pada Vio. Namun Ellete masih ragu-ragu. Kenapa Via terus-terusan memuji sepatunya? Kenapa juga orang-orang selalu berbaik hati mengembalikan sepatunya? Ellete memandang sepatu karetnya.
Sepatu itu memang pas dan nyaman dipakai di kakinya. Warnanya kuning, warna yang ia sukai. Tiba-tiba Ellete sadar, sepatunya memang unik dan lucu. Diam-diam, Ellete mengelus sepatunya dan berjanji untuk selalu merawatnya.
Sumber Oleh Irma Irawati
Majalah Bobo Edisi 11, 20 Juni 2013
Ellete sangat ingin punya sepatu baru seperti Fay. Sayangnya, keinginannya itu tak bisa tercapai.
Menurut peraturan keluarga, Ellete boleh membeli sepatu baru jika sepatu lama sudah sempit, rusak atau hilang. Sedangkan sepatu Ellete masih bagus-bagus.
Ellete pergi ke taman bermain. Ia melepas sepatunya saat masuk ke kolam bola. Ia mandi bola sampai lupa waktu. Lalu dengan sengaja, ia pulang tanpa menggenakan sepatu.
"Ibu! Sepatuku hilang saat mandi bola," rengek Ellete begitu tiba dirumah, Ibu tergopoh-gopoh menghampirinya.
"Tenanglah! Kita cari dulu sampai ketemu. Kalau benar-benar hilang, kita ajak ayah untuk membeli sepatu yang baru," hibur Ibu. Ellete langsung tersenyum ceria.
Sore hari, Ellete terlihat segar. Ia berharap akan ke toko sepatu bersama Ayah.
Tiba-tiba, terdengar ketukan di pintu depan.
"Wah, Pak Gnomeo! sambut Ibu.
Pak Gnomeo itu penjaga taman bermain. Ia datang sambil mengacungkan sepatu Ellete di tangannya," Hohooo....Saya mengantar sepatu Ellete yang tertinggal di taman bermain." Pak Gnomeo menyerahkan sepatu mungil yang lucu itu pada Ibu Ellete." Saya menemukan ini di semak-semak saat sedang membereskan taman."
Sepatu Ellete terbuat dari karet yang lentur. Modelnya unik dan lucu. Semua orangdi Negeri Kurcaci mengenalnya. Dimanapun mereka menemukannya, pasti akan segera mengembalikan pada Ellete.
Ellete langsung terlihat muram begitu pak Gnomeo berlalu.
"Ayo Ellete, kenakan lagi sepatumu!" Ibu menyorongkan sepatu itu ke hadapan Ellete. Dengan berat hati, Ellete mengenakannya lagi.
Esoknya, Ellete bermain di tepi danau. Ia mengajak Felik dan Simon bermain rakit. Saat asyik bermain, diam-diam Ellete menghayutkan sebelah sepatunya." Aduuh, sepatuku lepas sebelah!" seru Ellete.
Felix dan Simon kebingungan. Mereka tidak bisa menemukan sepatu Ellete yang hanyut. Ellete pulang tanpa alas kaki. Sebelah sepatunya ia tenteng untuk diperlihatkan kepada Ibu.
"Kenapa lagi Ellete?" tanya Ibu yang sedang menyapu.
"Sepatu kiriku hanyut, Bu." Ellete mengangkat sebelah sepatunya.
"Ya sudah. Sebelah lagi, simpan di rak sepatu,"saran Ibu.
"Nanti sore belikan sepatu baru, ya, Bu!" bujuk Ellete.
"Iya. Kita tunggu ayahmu pulang," jawab Ibu.
Sorenya harinya, Ellete bersiap pergi ke toko sepatu. Ia duduk di beranda menunggu ayahnya pulang.
"Halo, Ellete!" Tiba-tiba, Paman Aeris berdiri di hadapannya.
"Hai, Paman!" sambut Ellete setengah kaget. Ellete terbelalak saat Paman Aeris mengacungkan sebelah sepatunya dengan riang." Sepatu ini tersangkut di jaring, saat Paman mencari ikan!" Paman Aeris memang terbiasa menjaring ikan di tepi danau. Kini, Ia menemukan sepatu Ellete di jaringnya. Paman Aeris membersihkannya hingga mengkilap, dan mengantarkannya pada Ellete.
Mendengar suara lain di beranda, Ibu segera keluar. " Ada apa gerangan, Ellete?" Ibu terlihat berseri-seri begitu melihat sepatu kiri Ellete. "Hooo sepatu itu?"
"Ya, sepatu ini tersangkut di jaring saya," jelas Paman Aeris. Ibu langsung meraih sepatu Ellete dan berterima kasih.
"Hmm...gagal lagi," keluh Ellete dalam hati.Berhari-hari, Ellete tidak berusaha menghilangkan sepatunya. Hingga ia menemukan ide untuk melempar sebelah sepatu ke atap rumah batu nenek penumbuk padi. Tetapi, Ellete bingung memikirkan alasan pada Ibu, jika ada yang menemukan sepatunya lagi.
Esoknya, Ellete tetap pergi ke halaman rumah nenek penumbuk padi. Ia ingin tahu, apakah rencananya bisa ia jalankan. Di sana, Ellete bertemu Vio, cucu nenek penumbuk padi. Ellete pun bermain dengan Vio. Saat bermain, Vio terus-terusan memuji sepatu Ellete. Bahkan Vio Bilang, ia ingin memilikinya.
"Kenapa tidak?" pikir Ellete. Hampir saja Ellete memberikan sepatunya pada Vio. Namun Ellete masih ragu-ragu. Kenapa Via terus-terusan memuji sepatunya? Kenapa juga orang-orang selalu berbaik hati mengembalikan sepatunya? Ellete memandang sepatu karetnya.
Sepatu itu memang pas dan nyaman dipakai di kakinya. Warnanya kuning, warna yang ia sukai. Tiba-tiba Ellete sadar, sepatunya memang unik dan lucu. Diam-diam, Ellete mengelus sepatunya dan berjanji untuk selalu merawatnya.
Sumber Oleh Irma Irawati
Majalah Bobo Edisi 11, 20 Juni 2013
EmoticonEmoticon