Aku hendak memejamkan mata ketika motor itu mondar-mandir di depan rumahku. Suaranya yang cempreng memekakkan telingaku, membuatku terganggu. Aku coba membangunkan istriku, dan mengutarakan kekesalanku.
"Siapa sih orang yang malam-malam begini naik motor suara cempreng itu? Mengganggu saja!" Tapi, tampaknya istriku lebih tertarik pada dunia bawah sadar karena ia tidak menggubris perkataanku. Tinggal aku sendiri menggerutu sendirian.
Di saat sedang menggerutu sendirian, suara motor cempreng itu terdengar lagi. Tidak hanya satu. Suara bising sekali. Aku heran, kenapa tidak ada satu tetanggaku yang terganggu dengan suara itu. Kenapa mereka tidak berteriak?! Ah, sungguh kehidupan kota yang serba individu. Mungkin mereka sama seperti istriku yang sedang terbuai di alam mimpi.
Karena merasa terganggu, aku beranjak dari tempat tidurku untuk melihat siapa pengendara motor bersuara cempreng itu. Akan kuberi pelajaran dia. Aku berjalan ke ruang tamu tanpa menyalakan lampu dan begitu aku mengintip dari balik korden, kenyataan sungguh membuatku terkejut. Yang kulihat bukanlah pengendara motor biasa. Melainkan tengkorak. Aku tercekat, ingin teriak.
Tengkorak-tengkorak itu berkeliaran menari-nari ke sana ke mari. Ya, mirip ghost rider. Sungguh pemandangan yang belum pernah kulihat sebelumnya. Beruntung, istriku terbangun dan segera menyalakan lampu. Aku kemudian menceritakan apa yang terjadi pada dirinya. Namun, ia hanya diam saja, mungkin tak percaya dengan apa yang kulihat. Ia menyuruhku kembali tidur. Dengan takut, aku membuntuti istriku ke kamar.
"Cobalah untuk pura-pura tidur. Karena, mereka tidak akan berhenti mengganggumu jika kamu merasa terganggu."
"Maksudmu?"
Istriku kembali terlelap dalam alam mimpinya. Aku pun juga tidur, berpura-pura tentunya karena suara motor cempreng itu masih terdengar di luar.
"Siapa sih orang yang malam-malam begini naik motor suara cempreng itu? Mengganggu saja!" Tapi, tampaknya istriku lebih tertarik pada dunia bawah sadar karena ia tidak menggubris perkataanku. Tinggal aku sendiri menggerutu sendirian.
Di saat sedang menggerutu sendirian, suara motor cempreng itu terdengar lagi. Tidak hanya satu. Suara bising sekali. Aku heran, kenapa tidak ada satu tetanggaku yang terganggu dengan suara itu. Kenapa mereka tidak berteriak?! Ah, sungguh kehidupan kota yang serba individu. Mungkin mereka sama seperti istriku yang sedang terbuai di alam mimpi.
Karena merasa terganggu, aku beranjak dari tempat tidurku untuk melihat siapa pengendara motor bersuara cempreng itu. Akan kuberi pelajaran dia. Aku berjalan ke ruang tamu tanpa menyalakan lampu dan begitu aku mengintip dari balik korden, kenyataan sungguh membuatku terkejut. Yang kulihat bukanlah pengendara motor biasa. Melainkan tengkorak. Aku tercekat, ingin teriak.
Tengkorak-tengkorak itu berkeliaran menari-nari ke sana ke mari. Ya, mirip ghost rider. Sungguh pemandangan yang belum pernah kulihat sebelumnya. Beruntung, istriku terbangun dan segera menyalakan lampu. Aku kemudian menceritakan apa yang terjadi pada dirinya. Namun, ia hanya diam saja, mungkin tak percaya dengan apa yang kulihat. Ia menyuruhku kembali tidur. Dengan takut, aku membuntuti istriku ke kamar.
"Cobalah untuk pura-pura tidur. Karena, mereka tidak akan berhenti mengganggumu jika kamu merasa terganggu."
"Maksudmu?"
Istriku kembali terlelap dalam alam mimpinya. Aku pun juga tidur, berpura-pura tentunya karena suara motor cempreng itu masih terdengar di luar.
EmoticonEmoticon