Kisah nyata ketemu hantu atau pengalaman horor tentunya membuat orang yang mengalami shock berat pada saat kejadian. Ya, walaupun perlahan-lahan tapi pasti, shock itu berangsur-angsur akan sirna seiring waktu berjalan dan seiring ingatan manusia yang kerap lupa. Nah, ada satu kisah nyata yang pernah saya alami di tahun 2007-an, yang sebenarnya sudah saya lupakan dalam tempo enam tahun terakhir ini karena kesibukan kerja yang lumayan padat. Tapi, ingatan ini berhasil dikembalikan berkat ngobrol-ngobrol dengan teman satu kantor yang membicarakan perihal hantu-hantuan. Eh iya, omongan gue melantur ya?
Kisah Nyata Bertemu Setan di Pedalaman Batang, Jawa Tengah
Tahun 2007, saya sedang mencari seorang pembantu karena, setelah bekerja, saya tidak punya banyak waktu membenahi rumah. Kebetulan tetangga saya merekomendasikan temannya yang tinggal di salah satu dusun di Kabupaten Batang. Saya pun bertandang ke sana, setelah tetangga saya mengontak temannya itu kalau saya sedang mencari seorang pembantu. Saya ke sana mengendarai motor Honda Supra Fit keluaran tahun 2004, dan sampai di sana sekitar jam 18.15-an. Sesampainya di sana, saya sedikit terkejut karena orang yang direkomendasikan oleh tetangga saya itu ternyata seorang gadis yang usianya saja masih 12 tahun. Masih unyu-unyu, kata orang sekarang bilang. Saya pun membatalkan niatan untuk mempekerjakannya. Nanti saya dilaporkan ke pihak Komnasham karena mempekerjakan bocah di bawah umur.Saya pulang dengan tangan hampa. Tapi, tidak apa-apa-lah, tinimbang saya kena perkara gara-gara hal ini.
Saat pulang dari sana, waktu menunjukkan pukul kurang lebih 19.00 (atau 7 malam). Suasana dusun sudah sepi. Tidak ada jalan untuk kembali. Saya juga tidak mungkin kembali lagi ke rumah teman dari tetangga saya lantaran sudah pamit. Ya, mau tak mau, akhirnya saya pulang juga. Saya mengendarai motor pelan-pelan karena kabut sudah tebal dan jarak pandang pun terbatas. Sial bin apes, halangan hari ini belum juga berakhir. Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Hawa dingin pun mulai menusuk menembus kulit. Saya menghentikan motor untuk mengenakan jas hujan. Setelah mengenakan jas hujan, saya tidak menunggu hingga hujan reda, melainkan tetap melaju terus menembus hujan meski perlahan-lahan.
Sejauh telinga saya dapat mendengar, di kejauhan terdengar samar-samar suara burung, koak koak koak.
'Gagak? Duh, Gusti, apa nih yang hendak muncul di hadapan saya? Setan ataukah bidadari cantik dari kahyangan?' pikir saya, masih mencoba membuat lelucon demi menghilangkan pikiran negatif.
Kurang lebih sepuluh menit dari tempat saya mengenakan jas hujan, terdengar suara laki-laki meminta pertolongan. Suaranya lirih, tidak terdengar jelas. Saya melihat di semak-semak dekat pohon besar ada sesuatu yang bergerak-gerak. Saya berhenti untuk melihat, dan memarkir motor dengan standar samping dalam kondisi mesin dan lampu masih menyala. Ternyata, di bawah pohon besar itu jurang.
Suara laki-laki meminta pertolongan itu makin terdengar dengan jelas. Ketika saya melongok ke dalam jurang, tampak seorang manusia (berwarna hitam) sedang merayap ke atas, menuju saya. Saya mengulur tangan untuk meraih tangan orang itu. Saat tangan orang itu berhasil saya raih... ada yang janggal!
Jari-jari tangannya besar untuk ukuran manusia, dan berbulu!
Saat saya tarik ke atas orang itu, sontak saya melihat wajahnya, dan... bujuk! Sangat mengejutkan!
Masih ingat wajah animasi grup metal Iron Maiden, yang berbentuk tengkorak itu? Nah, wajah orang itu mirip dengan wajah animasi grup metal Iron Maiden itu.
Karena kaget, saya refleks loncat. Seketika itu juga tubuh, tengkuk, serta bulu kuduk merinding lemas. Saya lepas tangan makhluk itu. Dan segera kabur ke motor saya yang masih menyala. Langsung saya lompat ke atas jok dan tancap gas sampai pol! Bisa dibayangkan bagaimana saya harus ngebut di tengah jalan berbatu? Hingga akhirnya saya tersungkur karena tidak bisa ngerem. Seorang sopir truk yang kemudian lewat berhenti dan menolong saya.
"Kenapa mas?" tanyanya.
Saya menceritakan sekilas yang terjadi. Kemudian, saya memeriksa seluruh badan saya apakah ada yang terluka atau tidak. Setelah, mengetahui hanya lecet-lecet saja, si sopir truk segera menyuruh saya untuk mengikuti truknya dari belakang, sampai Kecamatan Bandar.
Untung, saya pulang masih selamat. Dan mengisahkan kisah nyata ini kepada kalian.
EmoticonEmoticon