Sambungan dari Teka-Teki Kopi Pollonium 1
David memandangku dengan heran sekaligus bercampur kagum dengan berkata, ”Anda luar bisa sekali Pak, dengan cepat anda dapat mencari bukti dan memecahkan teka-teki dalam kasus ini. Dan pertanyaan anda tadi biar saya jawab, menurut saya mungkin itu adalah botol kecil berukuran sekitar 10 cm, sehingga botol itu tidak jatuh ke dalam saluran pembuangan, melainkan menyumbat saluran pembuangan.”
“Tepat sekali David”, kataku sambil mengeluarkan 2 botol polonium dari saku celanaku, ”Aku menemukannya di dua toilet umum yang berbeda di hotel itu”.
“Oya, David ada dua hal lagi yang penting. Aku mendapat informasi dari seorang teman Grace pada saat mereka satu universitas. Ia mengatakan bahwa Grace masuk universitas kedokteran dan lulus dua tahun yang lalu. Tidak heran kalau Grace punya banyak teman yang berprofesi sebagai dokter. Ia dapat dengan mudah memperoleh polonium serta mengerti kegunaanya.”
“Berikutnya adalah pada saat kasus kedua terjadi, dalam kamar Akinfeev juga tidak ditemukan sidik jari ketiga saksi tersebut. Itu menandakan bahwa pelaku sangat waspada dan hati-hati. Mungkin pelaku menggunakan kaus tangan untuk menyentuh barang-barang korban”.
“Melihat kematian kedua korban yang di bunuh dengan cara yang sama persis menunjukkan pelaku yang sama, dan pelakunya menunjukkan orang yang dekat dengan korban karena pelaku meracuni korban dengan mudah. Pada kasus pembunuhan Adam, pelaku membuatkan Adam kopi sehingga dapat dengan mudah meracuninya. Sedangkan pada kasus pembunuhan Akinfeev, pelaku menuangkan racun pada cangkir berisi kopi dengan pura-pura akan membuat kopi untuk korban, mungkin korban sudah mulai mengetahui siapa pembunuh sahabatnya, Grace yang ketakutan seketika menyusun rencana dan membunuhnya. Dugaanku, Grace datang ke kamar tempat Akinfeev dibunuh untuk menanyakan seputar penyelidikannya. Grace yang sudah mengenal Akinfeev dapat dengan mudah beralasan ingin membuatkan kopi untuk mereka berdua dan ia tentu tidak lupa mencampurkan polonium itu ke dalam cangkir milik Akinfeev. Pekerjaan membuat kopi tidak sulit menggunakan kaus tangan, tetapi kalau merobek plastik pembungkus gula dengan keadaan gunting yang rusak dan tidak tajam, terlalu sulit jika menggunakan kaus tangan, maka Grace menggunakan tangannya untuk merobek plastik gula itu. Polisi yang menyelidiki hal ini mengira plastik itu sebagai sampah biasa. Namun, setelah aku perhatikan di plastik ini terdapat sidik jari seseorang, aku tidak tahu siapa, namun jika ini sidik jari Grace Natalie maka tidak salah lagi kalau dialah pelaku di balik semua ini”, ku berikan sobekan plastik bersidik jari itu ke David, David menyimpannya ke dalam plastik lain yang bening.
“Tapi Pak, mengapa Grace tidak segera mengambil barang bukti yang ia tinggalkan? Apalagi barang bukti yang anda temukan ini cukup penting. Jelas sekali kalau barang bukti ini ditemukan oleh orang lain, terutama bukti sidik jari pada plastik bungkus gula itu.Grace dapat dengan mudah masuk penjara”.Pertanyaan David yang sangat mudah ku jawab.
“David….David. Kalau soal itu cobalah tebak. Grace yang pintar, lulusan universitas kedokteran terkenal, sangatlah aneh kalau ia merencanakan pembunuhan yang cukup rumit ini dengan ceroboh. Lagipula ia sangat berani melakukan dua pembunuhan walaupun pembunuhan yang pertama sedang dalam penyelidikan polisi. Itu hanya ada dua alasan, Grace melakukan ini semua karena selain menunggu waktu yang tepat untuk mengambilnya atau karena ia meremehkan polisi. Selengkapnya bisa kau pastikan pada saat mengintrogasinya untuk yang kedua kalinya di kantor polisi nanti.”
“Wahh….rupanya kemampuanku tidak ada apa-apanya di bandingkan dengan anda Pak, saya harus lebih berlatih lebih giat lagi untuk dapat memecahkan kasus dengan mudah seperti anda. Oya Pak, tetapi apa motif Grace untuk melakukan pembunuhan kepada tunagannya sendiri, kepada Adam ?”, kata David dengan penasaran.
“Ah…iya David maaf, aku lupa mengatakannya padamu. Aku mendapatkan informasi dari salah seorang teman Grace. Grace bukanlah gadis manis yang baik hati. Grace Natalie adalah seorang gadis yang setiap malam suka keluar masuk bar. Kehidupannya glamour ala selebriti dan serba mewah. Sudah sejak berpacaran dengan Adam Browner sekitar setahun yang lalu Grace dililit hutang yang menumpuk dan jumlahnya sangat banyak karena judi.”
“Grace cuma ingin memakai uang Adam, dan terbukti sejak Adam tewas tiga minggu yang lalu, aku meminta tolong pada Sarah Browner, saudara tiri Adam Browner untuk memeriksa tabungan milik Adam Browner sendiri yang ada di bank tempat Adam menabung. Dan memang benar David, dugaanku tidak salah, tidak sedikit uang adam berkurang dan yang mengambilnya bisa kita tanyakan kepada pihak bank. Tentu tidak sulit untuk mencarinya. Direktur keuangan perusahaan milik Adam Browner pun membenarkan kalau selama berpacaran dengan Grace, Adam jadi suka berfoya-foya dan menghambur-hamburkan uangnya. Grace selalu di manjakan dengan uang Adam.”
“Nah, David aku rasa kau sudah cukup jelas untuk mengerti kasus ini. Aku sungguh tidak menyangka kasus ini terjadi seperti ini. Sungguh ironis. Sepasang kekasih yang sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan, seharusnya menantikan hari itu dengan bahagia. Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi sebuah kisah yang menyedihkan. Begitu juga dengan Adam dan Akinfeev, kisah ini sungguh tragis. Dua orang sahabat harus sama-sama terbunuh di tangan orang yang sama, di tempat yang sama, oleh racun yang sama dan tanpa sebab yang jelas. Karena hingga saat ini aku masih sulit untuk memahami alasan mengapa seseorang membunuh orang lain. Karena menurutku tidak ada alasan yang tepat untuk saling membunuh”.
“Saya sangat kagum pada anda Pak, anda detektif kepolisian Indonesia yang paling hebat yang pernah saya ketahui. Beruntung sekali saya dapat bekerja sama dengan anda. Saya kira negara ini juga sangat beruntung memiliki orang seperti anda”.
“Kau terlalu berlebihan David. Sudahlah lebih baik laporkan hasil kerja kita, penyelesaian teka-teki kopi polonium yang cukup rumit ini ke kepolisian pusat, mungkin aku tidak dapat ikut denganmu karena aku harus mengunjungi sahabatku di luar kota, dan aku harus berangkat pagi. Oya David, jangan lupa pula sampaikan salamku kepada semuanya”.
“Tentu saja pak, akan saya sampaikan salam anda. Besok saya akan menelepon anda mengenai laporan saya tentang kasus ini. Saya pamit dulu Pak, selamat malam”, kata David sambil berjabat tangan denganku.
***
Ku antar David sampai ke pintu, setelah ia berlalu kututup pintu. Kurebahkan kembali tubuhku ke sofa dan menghabiskan sisa tehku. Setelah itu aku bangkit menuju kamar untuk tidur.
Alarm jam yang ku setel berbunyi, aku bangun, secepat kilat menuju kamar mandi lalu mandi. Tidak lama setelahnya aku telah bersiap-siap di meja makan sambil membaca koran. Berita pagi ini membuatku benar-benar puas dengan penyelidikanku. Harian pagi itu menyebutkan berita utamanya:
***
“Grace Natalie Pelaku Pembunuhan Adam Robert Browner dan Andrey Akinfeev.”[]
David memandangku dengan heran sekaligus bercampur kagum dengan berkata, ”Anda luar bisa sekali Pak, dengan cepat anda dapat mencari bukti dan memecahkan teka-teki dalam kasus ini. Dan pertanyaan anda tadi biar saya jawab, menurut saya mungkin itu adalah botol kecil berukuran sekitar 10 cm, sehingga botol itu tidak jatuh ke dalam saluran pembuangan, melainkan menyumbat saluran pembuangan.”
“Tepat sekali David”, kataku sambil mengeluarkan 2 botol polonium dari saku celanaku, ”Aku menemukannya di dua toilet umum yang berbeda di hotel itu”.
“Oya, David ada dua hal lagi yang penting. Aku mendapat informasi dari seorang teman Grace pada saat mereka satu universitas. Ia mengatakan bahwa Grace masuk universitas kedokteran dan lulus dua tahun yang lalu. Tidak heran kalau Grace punya banyak teman yang berprofesi sebagai dokter. Ia dapat dengan mudah memperoleh polonium serta mengerti kegunaanya.”
“Berikutnya adalah pada saat kasus kedua terjadi, dalam kamar Akinfeev juga tidak ditemukan sidik jari ketiga saksi tersebut. Itu menandakan bahwa pelaku sangat waspada dan hati-hati. Mungkin pelaku menggunakan kaus tangan untuk menyentuh barang-barang korban”.
“Melihat kematian kedua korban yang di bunuh dengan cara yang sama persis menunjukkan pelaku yang sama, dan pelakunya menunjukkan orang yang dekat dengan korban karena pelaku meracuni korban dengan mudah. Pada kasus pembunuhan Adam, pelaku membuatkan Adam kopi sehingga dapat dengan mudah meracuninya. Sedangkan pada kasus pembunuhan Akinfeev, pelaku menuangkan racun pada cangkir berisi kopi dengan pura-pura akan membuat kopi untuk korban, mungkin korban sudah mulai mengetahui siapa pembunuh sahabatnya, Grace yang ketakutan seketika menyusun rencana dan membunuhnya. Dugaanku, Grace datang ke kamar tempat Akinfeev dibunuh untuk menanyakan seputar penyelidikannya. Grace yang sudah mengenal Akinfeev dapat dengan mudah beralasan ingin membuatkan kopi untuk mereka berdua dan ia tentu tidak lupa mencampurkan polonium itu ke dalam cangkir milik Akinfeev. Pekerjaan membuat kopi tidak sulit menggunakan kaus tangan, tetapi kalau merobek plastik pembungkus gula dengan keadaan gunting yang rusak dan tidak tajam, terlalu sulit jika menggunakan kaus tangan, maka Grace menggunakan tangannya untuk merobek plastik gula itu. Polisi yang menyelidiki hal ini mengira plastik itu sebagai sampah biasa. Namun, setelah aku perhatikan di plastik ini terdapat sidik jari seseorang, aku tidak tahu siapa, namun jika ini sidik jari Grace Natalie maka tidak salah lagi kalau dialah pelaku di balik semua ini”, ku berikan sobekan plastik bersidik jari itu ke David, David menyimpannya ke dalam plastik lain yang bening.
“Tapi Pak, mengapa Grace tidak segera mengambil barang bukti yang ia tinggalkan? Apalagi barang bukti yang anda temukan ini cukup penting. Jelas sekali kalau barang bukti ini ditemukan oleh orang lain, terutama bukti sidik jari pada plastik bungkus gula itu.Grace dapat dengan mudah masuk penjara”.Pertanyaan David yang sangat mudah ku jawab.
“David….David. Kalau soal itu cobalah tebak. Grace yang pintar, lulusan universitas kedokteran terkenal, sangatlah aneh kalau ia merencanakan pembunuhan yang cukup rumit ini dengan ceroboh. Lagipula ia sangat berani melakukan dua pembunuhan walaupun pembunuhan yang pertama sedang dalam penyelidikan polisi. Itu hanya ada dua alasan, Grace melakukan ini semua karena selain menunggu waktu yang tepat untuk mengambilnya atau karena ia meremehkan polisi. Selengkapnya bisa kau pastikan pada saat mengintrogasinya untuk yang kedua kalinya di kantor polisi nanti.”
“Wahh….rupanya kemampuanku tidak ada apa-apanya di bandingkan dengan anda Pak, saya harus lebih berlatih lebih giat lagi untuk dapat memecahkan kasus dengan mudah seperti anda. Oya Pak, tetapi apa motif Grace untuk melakukan pembunuhan kepada tunagannya sendiri, kepada Adam ?”, kata David dengan penasaran.
“Ah…iya David maaf, aku lupa mengatakannya padamu. Aku mendapatkan informasi dari salah seorang teman Grace. Grace bukanlah gadis manis yang baik hati. Grace Natalie adalah seorang gadis yang setiap malam suka keluar masuk bar. Kehidupannya glamour ala selebriti dan serba mewah. Sudah sejak berpacaran dengan Adam Browner sekitar setahun yang lalu Grace dililit hutang yang menumpuk dan jumlahnya sangat banyak karena judi.”
“Grace cuma ingin memakai uang Adam, dan terbukti sejak Adam tewas tiga minggu yang lalu, aku meminta tolong pada Sarah Browner, saudara tiri Adam Browner untuk memeriksa tabungan milik Adam Browner sendiri yang ada di bank tempat Adam menabung. Dan memang benar David, dugaanku tidak salah, tidak sedikit uang adam berkurang dan yang mengambilnya bisa kita tanyakan kepada pihak bank. Tentu tidak sulit untuk mencarinya. Direktur keuangan perusahaan milik Adam Browner pun membenarkan kalau selama berpacaran dengan Grace, Adam jadi suka berfoya-foya dan menghambur-hamburkan uangnya. Grace selalu di manjakan dengan uang Adam.”
“Nah, David aku rasa kau sudah cukup jelas untuk mengerti kasus ini. Aku sungguh tidak menyangka kasus ini terjadi seperti ini. Sungguh ironis. Sepasang kekasih yang sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan, seharusnya menantikan hari itu dengan bahagia. Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi sebuah kisah yang menyedihkan. Begitu juga dengan Adam dan Akinfeev, kisah ini sungguh tragis. Dua orang sahabat harus sama-sama terbunuh di tangan orang yang sama, di tempat yang sama, oleh racun yang sama dan tanpa sebab yang jelas. Karena hingga saat ini aku masih sulit untuk memahami alasan mengapa seseorang membunuh orang lain. Karena menurutku tidak ada alasan yang tepat untuk saling membunuh”.
“Saya sangat kagum pada anda Pak, anda detektif kepolisian Indonesia yang paling hebat yang pernah saya ketahui. Beruntung sekali saya dapat bekerja sama dengan anda. Saya kira negara ini juga sangat beruntung memiliki orang seperti anda”.
“Kau terlalu berlebihan David. Sudahlah lebih baik laporkan hasil kerja kita, penyelesaian teka-teki kopi polonium yang cukup rumit ini ke kepolisian pusat, mungkin aku tidak dapat ikut denganmu karena aku harus mengunjungi sahabatku di luar kota, dan aku harus berangkat pagi. Oya David, jangan lupa pula sampaikan salamku kepada semuanya”.
“Tentu saja pak, akan saya sampaikan salam anda. Besok saya akan menelepon anda mengenai laporan saya tentang kasus ini. Saya pamit dulu Pak, selamat malam”, kata David sambil berjabat tangan denganku.
***
Ku antar David sampai ke pintu, setelah ia berlalu kututup pintu. Kurebahkan kembali tubuhku ke sofa dan menghabiskan sisa tehku. Setelah itu aku bangkit menuju kamar untuk tidur.
Alarm jam yang ku setel berbunyi, aku bangun, secepat kilat menuju kamar mandi lalu mandi. Tidak lama setelahnya aku telah bersiap-siap di meja makan sambil membaca koran. Berita pagi ini membuatku benar-benar puas dengan penyelidikanku. Harian pagi itu menyebutkan berita utamanya:
***
“Grace Natalie Pelaku Pembunuhan Adam Robert Browner dan Andrey Akinfeev.”[]
---
Penulis: Titis Sari Putri | Cerpendetektif
EmoticonEmoticon