Tujuh belas Ramadan pun tiba. Ketiga orang itu (Ibn Muljam, Wirdan dan Syabib) bersiap siap dengan pedang terikat di pinggangnya.
Tak tersirat oleh Ali r.a bahwa saat yang dinantikan nya itu telah tiba. seperti biasa, ia keluar rumah untuk shalat dan membangunkan orang lain.
Namun, belum Ali melangkah jauh dari rumahnya, Syabib menebaskan pedang sehingga ia terjatuh. Ibn Muljam menyusul menebaskan pedangnya sehingga darah Ali mengucur ke janggutnya.
Ibn muljam berteriak, "Tidak ada hukum kecuali hukum Allah, bukan mililmu dan milik sahabatmu."
Ali pun berseru "Kalian akan mendapatkan Hukum Allah."
Wirdan langsung lari. Namun Seseorang dapat menangkapnya dan membunuhnya. Orang orang pun menemui Al Hasan dan menceritakan apa yg terjadi kepada Ali. Ibn Muljam digiring kehadapan Ummu Kaltsum, menjerit sambil menangis.
"Hai musuh Allah, Ayahku tidak apa - apa, sedangkan kau akan mendapat murka Allah."
Ibn Muljam berkata "Jadi, untuk siapa kau menangis? aku telah meracuni pedang ku dengan racun yg mematikan. Andaikan pedang itu di tebaskan kepada seluruh penduduk mesir tidak akan ada satupun yg selamat."
Setelah itu tidak ada lagi yg bisa di ucapkan sekain kalimat La ilaha illallah hingga malaikat mau pun menjemputnya pada tanggal 21 Ramadhan.
Recent Posts :
Minggu, 04 November 2018
Wafarnya Abu Hasan r.a
Diterbitkan 08.53
Tags
Celakalah, Wahai kedua mata
yang tidak menangisi kepergian Amirul Mu'minin
Lihatlah,
Mata para penduduk Syiria tak mengeluarkan setetespun air mata
Dibulan Haram ini kalian mengagetkan kami
Orang terbaik diantara kami telah Pergi.
Rahimahullah Ali bin Abi Thalib k. w
Sumber : Biografi Khalifah Rasulullah
Artikel Terkait
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon