Kamis, 29 Desember 2016

Ayo Kita Sambut Dan Sukseskan
Gerakan Tagar "2019 GANTI PRESIDEN"
Mari Selamatkan NKRI Tercinta Ini
Dari Makar Jahat Kaum Sepilis Atheis
Serta Intervensi Asing Dan Aseng

Tipu Muslihat Tukang Sihir

tipu muslihat tukang sihir
Suatu hari, ada seorang tukang sihir yang datang dari jauh, ingin bertemu dengan raja. Tukang sihir itu dibawa oleh Perdana Menteri ke sebuah ruangan.
"Dari negara mana kau datang?" tanya raja.
"Dan ada perlu apa kau ingin bertemu denganku?"

"Aku, dari Arab, Yang Mulia."jawab tukang sihir itu. "Aku membawa seekor kuda ajaib yang akan kuperlihatkan kepada Tuan. Kuda ini adalah satu-satunya kuda ajaib di dunia."

"Apa keajaiban dari kuda ini?" tanya raja.

"Akan kutunjukkan kepadamu, Yang Mulia," kata tukang sihir itu.

Dengan cepat tukang sihir itu naik ke kuda. Tak lama kemudian, terbanglah kuda itu. Semua orang sangat kagum melihatnya. Ketika kuda itu turun, Sang Raja menyuruh Sang Pangeran untuk mencobanya." Ayo, bawa aku terbang." teriak Feroz-Shah.

"Peganglah leher kuda ini, ia akan terbang ke udara." kata tukang sihir itu. Tapi, sebelum tukang sihir itu melanjutkan bicaranya, Feroz-Shah sudah naik ke atas punggung kuda itu dan memegang lehernya, hingga kuda itu terbang.

"Ya, ampun, " teriak tukang sihir."Aku belum selesai bicara." Rupanya Tukang Sihir itu akan memberitahukan bagaimana cara menghentikan kuda itu, tapi Feroz Shah sudah terbang.

Sang Raja melihat kuda itu makin lama makin meninggi, hingga tak terlihat oleh mata. Setelah satu jam, Feroz-Shah belum juga kembali. Sang Raja sangat sedih melihat kejadian ini, karena ia tak pernah berpisah dengan anak kesayangannya selama hidupnya.

Sementara itu, tampaknya , Feroz-Shah telah tiba di negeri lain. Ia berusaha untuk menurunkan kudanya, tapi tidak bisa, karena ia tidak tahu bagaimana cara menurunkannya. Ketika sedang kebingungan, secara tidak sengaja ia memegang sebuah gagang kayu di leher kuda itu, dan ketika ia memegangnya, kuda itu mendarat.

Kuda itu tampaknya mendarat di sebuah istana.Di sana, ia melihat seorang gadis cantik yang sedang bermain di taman. Gadis itu terkejut ketika melihatnya.
"Maaf, Nona." kata .Feroz-Shah
"Aku tidak bermaksud mengganggumu. Kebetulan, kudaku turun di sini."

"Turun di sini?" tanya gadis itu. "Memang kudamu dapat terbang?" Apakah kau jin?"

"O, bukan, aku , Feroz-Shah, pangeran dari Persia. Di manakah aku sekarang ini." kata sang pangeran.

"Sekarang kau ada di Bengal,"kata gadis itu. " Aku adalah puteri raja negeri ini. Bolehkah aku melihat kuda terbangmu?"

"O, tentu saja," jawab Feroz-Shah pada puteri yang bernama Shirindil itu.

Ketika mereka sedang bercakap-cakap, salah seorang pengawal raja melihat mereka dari jendela. Lalu, ia mengadukan hal itu pada Raja Bengal, dan raja itu menyuruh pengawal itu untuk memanggil mereka. Feroz-Shah dan Shirindil, lalu datang ke singgasana. "Hai, anak muda? Apa yang kau lakukan di sini? Bagaimana kau bisa sampai di tempat ini?" tanya raja.

Lalu, Feroz-Shah memperkenalkan siapa dirinya dan mengapa ia bisa sampai di tempat itu. Raja Bengal kagum sekali melihat kuda terbang itu, lalu Feroz-Shah pamit pada Sang Raja dan puterinya untuk pulang ke negerinya. Setibanya di Persia, Feroz-Shah menceritakan apa yang terjadi pada dirinya. Sang Raja bermaksud menghukum Tukang Sihir itu, tapi Feroz-Shah melarangnya. Akhirnya Sang Raja setuju membebaskan Tukang Sihir itu.

"Sekarang, hati-hatilah anakku, kuda ini bisa membahayakanmu." kata raja.

Akan tetapi, Feroz-Shah sama sekali tidak mendengarkan apa yang dikatakan oleh ayahnya. Malam harinya, ia naiki kuda itu lagi dan terbang menuju ke Istana Bengal.
"Oh, Sang Pangeran." teriak Shirindil." Betapa gembiranya bisa bertemu denganmu lagi.
Mari kita temui ayah. Katakan padanya bahwa kita akan kawin."

"Tapi, sebelum itu." kata Feroz-Shah. "Ikutlah dulu ke istanaku di Persia menemui keluargaku. Setelah itu, baru kita kembali ke sini."

Akhirnya, sampailah kuda terbang itu di taman bunga Istana Ispahan.
"Tunggu di sini," Kata Feroz-Shah. " Aku akan memberitahu Ayahku dulu, agar ia dapat menyambutumu dengan penghormatan."

Setelah Feroz-Shah memberi tahu ayahnya, maka berangkatlah Feroz-Shah dan Sang Raja ke taman bunga. Ketika sampai di sana, Feroz-Shah berteriak," Tuan Putri, tunjukkan dirimu, ayahku akan memberi penghormatan padamu."

Namun, tak ada jawaban. Feroz-Shah melihat kudanya dan putri tidak ada. Semua penghuni istana kebingungan, tapi Feroz-Shah tahu bahwa ini pasti ulah tukang sihir itu, karena dialah satu-satunya orang yang mengerti bagaimana mengendarai kuda itu. Ternyata benar. Ketika Feroz-Shah dan Shirindil tiba di taman bunga itu, tukang sihir itu sedang berada di sana. Sebenarnya, ia hanya ingin mengambil kuda miliknya, tapi ketika ia melihat ada seorang gadis yang memakai permata dan kalung emas, maka muncullah niat jahatnya.

Shirindil dibawa ke sebuah negeri asing. Shirindil sangat sedih memikirkan nasibnya. Tak henti-hentinya ia menangis. Ketika itu, lewatlah seorang gubernur. Gubernur itu merasa curiga melihat tingkah tukang sihir itu. Lalu, ia menyuruh pengawalnya untuk menanyainya. Karena terlihat ketakutan, tukang sihir itu lalu dibawa menghadap gubernur.

"Aku adalah Puteri Bengal. Aku telah diculik oleh orang tua ini," kata Shirindil.

"Kalau begitu, ikutlah denganku," kata gubernur itu. "Hai orang pengawal, tangkap orang tua ini! masukkan dia ke dalam penjara."

Shirindil dibawa oleh gubernur ke kota. Di sana ia ditempatkan di sebuah rumah yang mewah. Sementara itu, Feroz-Shah sibuk mencarinya dari satu negeri ke negeri lainnya. Pada suatu malam, ketika sedang minum di kedai kopi, tempat berkumpul para pengembara, ia mendengar berita tentang gubernur telah menangkap seorang tua, karena dicurigai telah menculik seorang gadis cantik dan merampas seekor kuda yang terbuat dari kayu hitam dan emas. Mendengar berita itu, Feroz-Shah langsung melakukan perjalanan menuju ke sana.

Sementara itu, Shirindil yang telah beberapa bulan tinggal di rumah itu, sedang berusaha mencari akal untuk bisa melarikan diri dari rumah itu. Ia bermaksud menggunakan kuda terbang itu untuk kembali ke istana ayahnya. Tapi, kuda itu diletakkan di ruang tempat perhiasan yang terkunci. Di rumah itu, Shirindil dijga oleh beberapa orang budak. Ia tidak diperkenankan keluar oleh gubernur. Ia diperlakukan seperti itu, karena gubernur menyangka bahwa ia mengalami sakit gangguan jiwa. Berita tentang penyakit Shirindil ini telah diketahui oleh masyarakat umum. Banyak dokter yang telah datang ke sana untuk mengobati Shirindil, tapi hasilnya sia-sia. Karena sebenarnya Shirindil hanya berpura-pura sakit ingatan, karena ia tidak mau dikawini oleh gubernur.

Pertama kali sampai di kota gubernur itu, Feroz-Shah sengaja duduk-duduk di sebuah kedai teh untuk melihat situasi kota itu. Di sanalah, ia mendengar berita tentang penyakit Shirindil itu. "Bagaimana aku bisa bertemu dengan gubernur? Ah, aku akan menyamar jadi dokter," kata Feroz dalam hati.

"Yang Mulia, Aku dengar Puteri dari Bengal mengalami gangguan jiwa. Bolehkah aku mengobatinya. Mudah-mudahan saja ia bisa sembuh dari penyakitnya," kata Feroz-Shah.

"Baiklah," kata gubernur. "Ikutlah denganku ke tempat tinggalnya."

Ketika sampai di sana, Shirindil sempat terkejut, karena dokter yang datang tidak lain adalah kekasihnya. Tapi, Feroz-Shah cepat-cepat memberi tanda, agar rahasianya tidak ketahuan.
"Sebetulnya penyakit Tuan Puteri gampang disembuhkan. Ia hanya ingin melihat barang kesayangannya."

"Barang kesayangan? O, mungkin kuda kayu emas yang aku kunci di gudang perhiasanku? "jawab gubernur, lalu ia membawa kuda itu pada Shirindil.

Melihat kuda itu, Shirindil pura-pura sembuh. Gubernur pun jadi gembira. Ia mengucapkan terima kasih pada Feroz-Shah. Sebelum meninggalkan rumah itu, Feroz-Shah meminta izin pada gubernur agar ia diizinkan melihat kondisi pasiennya. Setelah mendapat izin dari gubernur, Feroz-Shah naik ke punggung kuda itu, dan memberikan tanda pada Shirindil agar naik di belakangnya. Mereka pun terbang ke udara meninggalkan kota itu.

Gubernur sangat marah mendengar berita itu, kemudian ia datang menemui si tukang sihir itu dan berkata." Mengapa tidak katakan kalau kuda itu bisa terbang. Pengawal, hukum mati dia!"

Sementara itu, Feroz-Shah mengarahkan kuda terbangnya itu menuju ke Negeri Bengal. "Pangeran Persia," ucap Raja Bengal. "Bawalah puteriku, karena aku tahu kau akan membahagiakannya."

Keesokan harinya, Feroz-Shah dan Shirindil pamit pada Raja Bengal untuk pulang ke Persia. Di sana, Sang Raja lalu memotong-motong kuda ajaib itu menjadi beberapa bagian kecil, agar kuda itu tidak dapat dipakai oleh anaknya lagi dan potongan-potongan emas itu dibagi-bagikan kepada orang miskin. Feroz-Shah dan Shirindil hidup bahagia di istana. Tuhan mengaruniakan mereka beberapa orang anak. 


Sumber: Buku Kisah Anak-anak dari Asia Tengah "Anak Gadis Di Sarang Jin"
Penulis: Males Sutiasumarga 
Penerbit: Zikrul Hakim  - Jakarta


EmoticonEmoticon